Kamis, 31 Mei 2012

TUGAS AKHIR MEDIA PEMBELAJARAN


BAB I
TEORI PEMBELAJARAN DAN MEDIA
A.  Teori – Teori Belajar
Belajar (learning) didefenisikan sebagai perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia (Driscoll, 2000, hlm.11). Sebagian besar dari kita tidak belajar dengan cara diberi tahu, tetapi dengan berbuat. Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Lingkungan belajar diarahkan oleh guru dan mencakup fasilitas fisik, suasana akademik dan emosional, serta teknologi pengajaran.
                                 Tabel 1.3 Pengajaran dan Belajar
Pengajaran
Belajar
Fokus Guru
Guru sebagai penyaji

Informasi dari Guru


Orientasi masukan (misalnya, guru, perpustakaan, ruang kelas dan sumber daya)
Berdasar-ruang kelas (waktu yang sama/tempat yang sama)
Berdasar-kelompok atau berdasar-kelas


Kaku
Belajar yang kompetitif
Fokus Guru
Guru sebagai pembuat, pengarah dan koordinator belajar
Informasi dari banyak sumber (misalnya, internet, perpustakaan elektronik dan buku-buku
Orientasi Output (misalnya, produk, kinerja dan Prosedur siswa

Tidak terbatas diruang kelas (kapan saja, dimana saja)
Penyampaian kepada individu dan belajar kolaboratif dengan komunikasi kelompok
Luwes
Belajar yang Kooperatif

1.    Jenis-Jenis Belajar
Karena kita sebagai guru bertanggung  jawab mengatur lingkungan belajar, adalah penting untuk mengetahui bahwa kita harus memfasilitasi empat ranah utama belajar : kognitif, afektif,  kemampuan motorik dan antar personal.

1.1.  Ranah Kognitif
Dalam ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapat dikelompokkan menjadi informasi verbal/visual atau keterampilan intelektual. Belajar verbal/visual biasanya melibatkan pengingatan atau pengingatan kembali fakta atau informasi. Contohnya yaitu menyebutkan tulang-tulang tangan manusia, melabelkan bagian-bagian ucapan dalam sebuah kalimat, menemukan contoh-contoh bentuk dasar dalam sebuah gambar, atau menyebutkan waktu-waktu penting dalam pertempuran utama perang saudara.
Keterampilan intelektual, disisi lain membutuhkan penerapan ‘kemampuan berpikir kritis dan manipulasi informasi. Sebagai misal, alih-alih menyebutkan tulang-tulang, para siswa akan membandingkan dan membedakan fungsi-fungsi tulang di kedua tangan hingga tulang yang menutup organ-organ dalam. Atau alih-alih sekadar menemukan bentuk-bentuk dasar, para siswa akan mengembangkan gagasan yang mengaitkan bentuk benda dengan fungsinya.
1.2.  Afektif
Ranah Afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuan Afektif meliputi menstrimulasi minat dalam sejarah dengan mewawancarai kerabat yang lebih tua, mendorong perilaku sosial yang sehat melalui penciptaan program daur ulang dan penerapan sekumpulan standar etika untuk memanfaatkan internet.
1.3.  Kemampuan Motorik
            Dalam ranah kemampuan motorik, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan fisik lainnya. Tujuan keterampilan motorik meliputi kamampuan mulai dari kegiatan mekanis yang sederhana hingga kegiatan yang melibatkan kondisi dan strategi neuromuskuler, seperti dalam perlombaan olahraga. Para guru diseluruh tingkatan sering kali harus mengajari beberapa kemampuan motorik kepada siswa.  Pada tingkatan sangat dasar, ini bisa mencakup  penggunaan pensil dan gunting : pada tingkat dasar yaitu penggunaan keyboard komputer, mikroskop sederhana dan perkakas pengukur;  dan pada tingkat menengah dan lanjutan yaitu penggunaan peralatan sains dan memainkan alat musik.
1.4.  Interpersonal
            Belajar dalam ranah interpersonal melibatkan interaksi diantara orang-orang. Kemampuan interpersonal merupakan keterampilan orang yang membutuhkan kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain. Guru bertugas sebagai fasilitator dan para siswa sering ditempatkan dalam kelompok kooperatif untuk berbagai kegiatan belajar. Anda akan harus mengajarkan pada siswa bagaimana menyimak, berbagi, menghormati, membantu dan memimpin. Ini semua dan keterampilan lainnya, diperlukan untuk mencapai komunikasi antar personal yang efektif. Permainan dikelas dan kegiatan pendidikan fisik juga membutuhkan keterampilan antarpersonal.
2.    Psikologi Mengenai Belajar
            Cara guru memandang peran teknologi dan media dalam kelas sangat bergantung pada keyakinan mereka tentang bagaimana orang-orang belajar. Selama lebih dari setengah abad terakhir terdapat beberapa teori dominan tentang belajar.Masing-masing memiliki implikasi bagi pengajaran secara umum dan untuk pemanfaatan teknologi dan media secara khusus. Kita kan secara singkat meninjau tiap-tiap dari perspektif  utama mengenai belajar dan membahas implikasinya. Driscoll (2000) membahas teori belajar dan dampaknya pada keputusan pengajaran secara lebih terperinci.
2.1.   Behavioris Perspektif
Pada tahun 1950-an , B.F.Skinner, seorang psikolog di universitas Harvard, melakukan studi ilmiah tentang perilaku yang bisa diamati. Ia merupakan salah satu pendukung Behaviorisme. Ia tertarik dalam perilaku  sukarela, misalnya belajar keterampilan baru, ketimbang perilaku refleksif seperti yang digambarkan oleh anjing Pavlov yang selalu berliur. Ia memperlihatkan bahwa penguatan atau memberi ganjaran pada respons yang diinginkan,dapat membentuk pola perilaku organisme. Hasil studi Pavlov merangsang para peneliti di Amerika Serikat, seperti E.L Thorndike (Hilgard and Bower, 1996) dalam Ratna Wilis Dahar (1988:23-24). Dalam studi Thorndike terdahulu, ia memandang prilaku sebagai suatu respon terhadap stimulus-stimulus lingkungan. Pandangan ini, bahwa stimulus-stimulus dapat mengeluarkan respon-respon. Dari eksperimen-eksperimen Thorndike mengembangakan hukumnya yang dikenal dengan hokum pengaruh atau Law of Effect.
Hukum pengaruh Thorndike mengemukakan, bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu diulang daalam situasi yang mirip, akan meningkat. Tetapi bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan-kemungkinan bahwa perilaku itu diulangi, akan menurun. Jadi konsekuensi-konsekuensi dari perilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.
Skinner mendasarkan teori belajarnya, yang dikenal sebagai  penguatan pada serangkaian  percobaan dengan menggunakan burung merpati. Ia berpendapat bahwa prosedur yang sama dapat diterapkan pada manusia. Hasilnya yaitu kemunculan instruksi terprogram belakangan berkembang menjadi instruksi dibantu komputer. Tidak seperti penelitian belajar sebelumnya, penelitian Skinner sangat logis dan tepat yang langsung menghasilkan pengajaran dan belajar lebih baik.
            Para Behavioris menolak berspekulasi apa yang terjadi secara internal ketika belajar berlangsung, mereka bersandar hanya pada perilaku yang bisa di amati. Akibatnya meraka lebih suka menjelaskan tugas belajar yang relatif sederhana. Karena adanya sikap ini. Behaviorisme memiliki penerapan yang terbatas dalam pengajaran keterampilan dengan tingkat lebih tinggi, sebagai misal para behavioris enggan membuat kesimpulan tentang bagaimana pemelajar memproses informasi.
2.2.   Kognitivis Perspektif
            Diparuh terakhir abad ke-20, para kognitivis memberi kontribusi baru bagi teori belajar dengan menciptakan model-model tentang bagaimana para pemelajar menerima, memproses dan merekayasa informasi. Kognitivisme didasarkan pada penelitian  psikologis Swiss Jen Piaget (1977). Psikologis kognitiv menelusuri proses mental yang digunakan individu dalam menanggapi lingkungan mereka.
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.     
Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interaksi yang terus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pebelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti sistem kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.
a.    Perkembangan Proses Belajar menurut  Jean Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah:
1.      Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk anak kecil, mereka mempunyai cara yang khas ntuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam  belajar.
2.      Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3.      Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yanglaintidaklah selalu sama pada setiap anak.
4.      Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a.      Kematangan.
b.      Pengalaman.
c.      Interaksi Sosial.
d. Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk   membangun dan memperbaiki struktur mental).
5.       Ada 4 tahap perkembangan yaitu:
a. Tahap Sensori motor   (0 - 2,0 tahun)
b. Tahap Pre operasional (2,0 - 7,0 tahun)
c. Tahap konkret              (7,0 - 11,0 tahun)
d. Tahap operasi formal   (11,0 - dewasa)
1.      Tahap Sensorimotor (0 – 2,0 tahun)
Tahap sensorimotor dicirikan oleh tidak adanya bahasa. Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk mengenal obyek. Ciri pokok perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanen siobyek. Karakteristik anak yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
-            Berfikir melalui perbuatan (gerak).
-       Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks    sampai ia dapat berjalan dan bicara.
-            Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.
-            Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
Contoh : Pengalaman awal bayi dengan payudara ibunya (Inisiasi) dan bayi yang pertama kali memasukan jari-jarinya ke dalam mulut. Kemampuan yang dicapai anak pada masa ini:
a.  Kemampuan mengontrol secara internal, yaitu terbentuknya control dari dalam pikirannya terhada dunia nyata.
b.      Perkembangan konsep kenyataan.
c.       Perkembangan pengertian beberapa sebab akibat
2.   TahapPreoperasional(2,0–7,0tahun)
            Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif.  Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:
-         Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang miliknya dipegang oleh orang lain.
-            Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran “yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat irreversible.
-          Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
-         Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi mereka.
-            Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).
-      Menjelang akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti konsep yang konkrit.  
Contoh : pandangan anak terhadap dua tanah liat sama besar yang dibulatkan, kemudian bulatan yang satu dipipihkan dan yang satu tetap dalam keadaan bulat.
3.        Tahapkonkret(7,0–11,0tahun)
               Pada periode ini anak sudah mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakukan pengurutan (mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan sebaliknya), dan menangani konsep angka. Tetapi, selama tahap ini proses pemikiran diarahkan pada kejadian riil yang diamati  oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yang agak kompleks selama problem itu konkret dan tidak abstrak.
Contoh : Anak sudah dapat membedakan ukuran binatang, ataupun sudah dapat mengelompokkannya.berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki.
            Kognitivisme membahas bagaimana orang-orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Sebagai misal, para behavioris sekadar menyatakan bahwa latihan memperkuat respons terhadap sebuah stimulus. Para kognitivis menciptakan sebuah model mental dari ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Informasi baru disimpan di ingatan jangka pendek, dimana informasi baru itu diulang-ulang hingga akhirnya siap disimpan diingatan jangka panjang. Jika informasi tersebut tidak diulang-ulang , ia akan memudar dari ingatan jangka pendek. Para pemelajar kemudian mengabungkan informasi dan keterampilan dalam  memori jangka panjang untuk mengembangkan strategi kognitif atau keterampilan untuk mengatasi tugas-tugas yang rumit. Para kognitiv memiliki persepsi lebih luas tentang pembelajaran dari pada yang dimiliki oleh behavioris.Para siswa kurang bergantung pada panduan guru dan lebih mengandalkan startegi kognitiv mereka sendiri dalam memanfatkan sumber daya belajar yang tersedia.
2.3.   Konstruktivis Perspektif
            Konstruktivisme merupakan gerakan yang melampaui keyakinan para kognitivis. Konstruktivisme menganggap keterlibatan para siswa dalam pengalaman yang bermakna sebagai inti sari dari pembelajaran empiris. Ia beralih dari transfer pasif informasi ke penyelesaian masalah dan penemuan pasif. Konstruktivis menekankan bahwa para pemelajar menciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia informasi, mereka berpendapat bahwa para siswa menempatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman mereka sendiri dan bahwa tujuan pengajaran adalah bukan mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi sehingga para siswa bisa menafsirkan informasi bagi pemahaman mereka sendiri.
            Peran pengajaran adalah memberikan para siswa cara-cara untuk mennyusun pengetahuan, bukan untuk membagi-bagi fakta. Ahli konstruktivisme meyakini bahwa belajar berlangsung paling efektif  ketika para siswa terlibat dalam tugas autentik yang mengaitkan konteks bermakna, yaitu belajar dengan melakukan (learning by doing). Maka, pengukuran paling mendasar atas belajar didasarkan pada kemampuan siswa menggunakan pengetahuannya untuk memudahkan berpikir dalam kehidupan nyata.
2.4.   Perspektif Psikologi Sosial
            Psikologi sosial merupakan perspektif mapan lainnya dalam kajian mengenai belajar dan mengajar. Psikolog sosial memusatkan kepada efek organisasi sosial dalam ruang kelas terhadap belajar. Apa itu struktur kelompok dari kelas belajar mandiri, kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan? Apa itu struktur otoritas seberapa banyak kontrol yang siswa miliki atas kegiatan mereka? Dan apa itu struktur ganjaran? Apakah kerja sama dan bukannya persaingan yang digalakkan?
            Para peneliti seperti Robert Slavin (1990) berpendapat bahawa belajar kooperatif lebih efektif dan lebih menguntungkan secara sosial ketimbang belajar kompetitif dan indiviualistik. Slavin mengembangkan seperangkat teknik belajar kooperatif yang mencakup prinsip-prinsip kolaborasi kelompok kecil, pengajaran yang dikendalikan pemelajar dan ganjaran (reward) yang didasarkan pada pencapaian kelompok.
Para guru harus mengembangkan sikap eklektik atas berbagai macam aliran psikologi belajar. Kita tidak wajib bersumpah setia terhadap salah satu teori belajar tertentu. Kita gunakan teknik yang berhasil. Jika kita dapati bahwa situasi belajar tertentu sesuai dengan pendekatan behavioris, maka kita sebaiknya menggunakan teknik-teknik behavioris. Sebaliknya, jika situasi sepertinya membutuhkan metode kognitivis atau konstruktivis, itulah yang sebaiknya kita gunakan.
B.  Teori Media
1.    Media
Media, bentuk jamak dari perantara (media merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa latin medium (antara). Istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.menurut  Gerlach dan Ely (1971) dalam Azhar Arsyad, (2002: 3) Menyatakan: Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Selanjutnya  menurut Heinich, dkk (1982) dalam Ashar Arsyad (2002:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,  televise, film, foto, radio, rekaman audio,  gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan jenisnya adalah media komunikasi. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Danim (1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan media dalam proses belajar –mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan daya pikir dan kreativitas siswa.  Hamalik (1989:124) menjelaskan media pendidikan adalah cara atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat penting, sebab hal ini dapat membantu para siswa dalam mengembangakan imajinasi dan daya pikir serta kreativitasnya.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Guru sebagai pengajar hendaknya mampu memilih media yang tepat dalam proses pembelajaran. Pengetahuan  dan pemahaman yang cukup dalam memilih media, yang sesuai materi pembelajaran akan menciptakan komunikasi yang seimbang antara siswa dengan guru. Hamalik (1985:16) menjelaskan fungsi media yaitu: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengaktifkan tujuan pendidikan mengajar, (2) media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, (3) penggunaan media dalam proses belajar mengajar, (4) hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan, (5) nilai dan manfaat media pendidikan, (6) memilih dan menggunakan media pendidikan, (7) mengetahui berbagai jenis alat dan tekhnik media pendidikan, (8) mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan, (9) melakukan usaha- usaha inovasi dalam  media pendidikan.
Media sebagai alat bantu dalam mengajar, peranannya cukup penting apabila guru memanfatkannya dengan baik dalam proses pembelajaran. Encyclopia of educational Reseaarch dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut: (1) meletakkan dasar-dasar yang konkrit dan berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa, (5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu terutama melalui gambar hidup, (6) membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa, (7) memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar (Arsyad, 2006:25)
Media dapat mempengaruhi sikap, nilai, emosi,dan mampu mengaktifkan siswa karena disertai dengan kegiatan pembelajaran, dan selain itu media juga dapat membantu menggabungkan pengalaman belajar yang baru dengan pengalaman sebelumnya. Setiap pembelajaran ditandai dengan beberapa unsur antara lain, tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi unsur, metode dan latihan merupakan unsur yang tidak bisa ditinggalkan dari yang lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk mengantar materi agar sampai pada tujuan yaitu siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut media memegang peranan penting, sebab dengan adanya media pembelajaran materi dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
2.    Manfaat Media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan. Namun akan lebih baik jika digunakan media pembelajaran karena media pembelajaran tentu mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Manfaat atau kelebihan media pembelajaran antara lain:    (1) menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit ( nyata), (2) memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya, (3) mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang, (4) memunkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau objek, (5) menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar siswa, (6) membantu siswa secara individual, kelompok atau klasikal, (7) materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat, (8) mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, (9) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
 Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, vidio, perekayasa (manipulatif) (benda-benda) dan orang-orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. (Sharon E. Smaldino, dkk: 2011:7).
Mari kita tinjau lebih perinci tentang enam kategori dasar media yang digunakan dalam belajar. Media yang paling umum digunakan adalah teks. Teks merupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampilkan dalam format apapun, buku, poster, papan tulis, layar komputer dan sebagainya. Media lainnya yang umum digunakan dalam belajar adalah audio. Audio mencakup apa saja yang anda bisa dengar, suara orang, musik, suara mekanis, deru mesin mobil, suara berisik dan sebagainya. Suara-suara tersebut bisa langsung terdengar atau direkam.  Visual rutin digunakan untuk memicu belajar. Visual meliputi diagram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, photo, gambar pada sebuah buku, kartun dan sebagainya. Jenis-jenis media lainnya adalah video. Ini merupkan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi komputer dan sebagainya. Sekumpulan benda-benda yang sering kali tidak termasuk media adalah model dan benda sebenarnya. Perekayasa bersifat tiga dimesi dan bisa disentuh dan dipegang oleh para siswa. Kategori keenam dan terakhir dari media adalah orang-orang, ini bisa berupa guru, siswa, atau ahli bidang studi. Orang-orang sangatlah penting bagi pembelajaran. Para siswa belajar dari guru, siswa  lainnya dan orang dewasa.
3.    Format  Media
Sejauh ini kita telah membahas teknogi dan media dari sebuah perspektif pengajaran. Media merupakan kategori yang sangat luas : teks, audio, visual, vidio, perekayasa dan orang-orang. Didalam tiap-tiap kategori ini terdapat banyak jenis format media.
Sebuah format media merupakan bentuk fisik yang didalamnya pesan disertakan dan ditampilkan. Format media mencakup sebagai misal, papan tulis penanda (visual dan teks), slide power point (teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD (vidio) dan multi media komputer (audio, teks dan vidio). Masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan yang berbeda-beda dalam hal jenis pesan yang dapat direkam dan ditampilkan. Memilih subuah format media bisa menjadi tugas yang rumit. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan meliputi sejumlah besar media dan teknogi yang tersedia, keragaman pemelajar dan banyaknya tujuan yang harus diraih. (Sharon E. Smaldino, dkk: 2011:7).
Pengelompokan berbagai jenis media bila dilihat dari segi  perkembangan tekhnologi oleh Seels & Glasgow (1990:181-183) yang dikutip oleh Arsyad (2006) dibagi dalam dua kategori, yaitu pilhan media tradisional dan pilihan media tekhnologi  muktahir
(1)     Pilihan Media Tradisional
(a)   Visual diam yang diproyeksikan
-       Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
-       Proyeksi overhead
-       Slide
-       Film strips
(b)  Visual yang tak diproyeksikan
-       Gambar, poster
-       Foto
-       Charts, grafik, diagram
(c)    Audio
-       Rekaman piringan
-       Pits kaset, reel, cartridge
(2)     Pilihan Media Tekhnologi
(a)   Media Berbasis Telekomunikasi
-       Telekonferens
-       Pembelajaran jarak jauh
(b)       Media Berbasis Mikroprosesor
-       Computer – assisted instruction
-       Permainan komputer
-       Hypermedia
-       Compact (video) disc
Masing-masing media diatas mempunyai kelebuhan dan  kekurangan sesuai dengan penggunaannya. Hal ini perlu diperhatikan adalah pemilihan media yang tepat dalam proses pembelajaran untuk penyampaian materi.
Ketika memilih format media, situasi atau keadaaan pengajaran (misalnya kelompok besar, kelompok kecil atau pengajaran sendiri), variabel pemelajar (misalnya, pembaca, bukan pembaca atau lebih suka mendengar) dan sifat tujuan (misalnya, kognitif, afektif, kamampuan motorik atau antar personal) harus diperhatikan. Juga perlu diperhatikan kemampuan menyajikan dari tiap-tiap format media (misalnya, visual diam, visual bergerak, kata-kata bercetak, atau kata-kata yang dusuarakan).
4.    Teknologi dan Media dalam Belajar

Teknologi dan media bisa berperan banyak  untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru , teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran. Di sisi lain, apabila pengajaran berpusat pada siswa, para siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media.
1.    Pemanfaatan Teknologi dan Media oleh Guru
Penggunaan teknologi dan media yang umum yaitu untuk dukungan tambahan selama pengajaran yang berpusat pada guru. Misalnya, seorang guru mungkin menggunakan papan tulis elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para siswa memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan waktu. Guru mungkin juga menggunakan diagram untuk menampilkan bagaimana arti dari sebuah kalimat berubah ketika kartu kata-kata diubah susunannya. Tentu saja, bahan-bahan pengajaran yang dirancang dengan baik bisa meningkatkan dan mendorong pembelajaran. Tetapi, keefektifannya bergantung kepada perencanaan dan pemilihan sumber daya yang tepat dan cermat.
1.1.  Model ASSURE
Model ASSURE dikembangkan sebagai alat bantu perencanaan untuk membantu memastikan bahwa teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimumnya, tidak hanya sebagai benda pengganti untuk pesan cetakan atau lisan.Model ASSURE menyediakan proses sistematik untuk menciptakan pengalaman belajar. Pemanfaatan media yang efektif mengharuskan instruktur harus lebih siap sebelumnya, memikirkan tujuan mereka, mengubah rutinitas ruang kelas setiap hari dan mengevaluasi untuk menentukan dampak pengajaran pada kemampuan mental, perasaan, nilai-nilai, keterampilan antarpersonal, dan keterampilan motorik.
1.2.     Pengajaran Tematik
Banyak guru sekarang menyusun pengajaran mereka berdasarkan topik atau tema yang dikenal sebagai pengajaran tematik. Guru Sekolah Dasar secara khusus memadukan konten dan keterampilan dari banyak bidang studi. Pada tingkat menengah, tim guru dari berbagai mata pelajaran yang berbeda bekerja sama untuk menampilkan gabungan isi pengajaran mereka. Unit-unit tersebut menyediakan lingkungan yang kaya atau focus di mana pengajaran berlangsung. Sebuah tema yang bagus harus mampu menarik dan mampu mempertahankan perhatian para siswa, menyediakan pengalaman menyelesaikan masalah, mendukung kegiatan lintas-disiplin, dan berbagai teknologi dan media. Mulailah pengajaran tematik dengan “ berbagi pengalaman dengan meminta seluruh siswa membaca buku yang sama, menyaksikan video, ikut serta dalam simulasi, mengunjungi museum atau menimak pembicara tamu. Selanjutnya, arahkan para siswa ke “ berbagi keahlian “ yang melalui mereka bekerja sama mengumpulkan data dan informasi, menganalisis temuan mereka, membuat kesimpulan, menyiapkan laporan kelompok, dan berbagi hasil mereka dalam sebuah presentasi termediasi.
2.    Pemanfaatan Teknologi dan Media oleh Siswa
Para siswa bias memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian cara untuk meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan yang berpusat pada siswa memungkinkan para guru menggunakan waktu mereka untuk memeriksa dan memperbaiki masalah siswa, berkonsultasi dengan para siswa secara individual dan mengajar secara satu persatu dalam kelompok kecil. Dua pemanfaatan penting teknologi dan media oleh para siswa yaitu portofolio dan pengajaran yang ditawarkan melalui pendidikan jarak jauh.
2.1.     Portofolio
Sebuah portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang menggambarkan pertumbuhan dalam sebuah periode waktu. Portofolio biasanya mencakup artefak yang merupakan benda-benda dan bahan-bahan yang dibuat oleh para siswa seperti buku bergambar, video, dan proyek multimedia komputer. Para siswa biasanya diminta untuk menyertakan pemikiran tertulis mengenai karya mereka. Tujuan dari penilaian portofolio yaitu untuk mengukur prestasi siswa berdasarkan kemampuan mereka untuk menciptakan produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka dari segi analisis, sintesis, dan evaluasi. Portofolio menyajikan gambaran luas mengenai apa yang siswa ketahui dan dapat lakukan. Portofolio bisa menampilkan baik itu proses maupun produk dari karya siswa, serta menampilkan pertumbuhan siswa. Pemikiran siswa sebaiknya menjadi salah satu komponen penting dari portofolio. Pemikiran mandiri secara aktif melibatkan para siswa dalam menilai pembelajaran mereka sendiri dan aktif menggalakkan perenungan mengenai karya dan kemampuan mereka.
2.2.Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh merupakan pendekatan yang berkembang pesat di bidang pengajaran di seluruh dunia. Pendekatan ini telah meluas digunakan oleh organisasi bisnis, industry dan medis. Lembaga pendidikan tinggi telah memanfaatkan pendidikan jarak jauh untuk meraih lebih banyak siswa yang beraneka ragam dan secara geografis terpisah-pisah yang memiliki akses terbatas ke pengajaran ruang kelas tradisonal.
Karakter pembeda dari pendidikan jarak jauh adalah tim pengajaran dan siswa selama pembelajaran. Akibatnya, teknologi dan medialah yang harus menyampaikan pengajaran. Pendidikan jarak jauh mungkin saja melibatkan beragam teknologi dan media, termasuk video dan program komputer yang dikirimkan ke siswa perorangan. Selain itu, radio, siaran televise, dan telekonferensi dimanfaatkan untuk pendidikan jarak jauh “ secara langsung”. Telekonferensi memungkinkan pengajaran interaktif saat itu juga di antara instruktur dan para siswa.
Konferensi yang menggunakan computer memungkinkan “ percakapan “ di antara para siswa yang berada di beberapa lokasi berbeda untuk saling bertukar pesan. Selain itu, terdapat ruang ngobrol (chat), blog, papan diskusi, dan listserv untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Jaringan computer dan pengajaran online dapat digunakan untuk pendidikan jarak jauh.
Dari uraian dan pendapat para ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan  media pembelajaran di dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1.    Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.    Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.    Media pembelajaran dapat mengatasi indera,  ruang,  dan waktu.
4.    Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

BAB II
MODEL ASSURE
Seluruh pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan cermat. Mengajar dengan teknologi dan media pengajaran tentu saja tidak dikecualikan. Model prosedural yang disingkat ASSURE itu dimaksudkan untuk memastikan pengajaran yang efektif.
            Beberapa aspek dari pengajaran dan pembelajaran telah konsisten bertahun- tahun, seperti tahap-tahap progresif atau “ kegiatan instruksional “( Gagne, 1985 ). Penelitian telah menunjukkan bahwa mata pelajaran yang dirancang baik yang diawali dengan timbulnya minat siswa dan kemudian berlanjut pada penyajian material baru, melibatkan siswa dalam praktik dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan. Model ASSURE menggabungkan semua kegiatan instruksional itu.
A.  Model Untuk Membantu Belajar ASSURE
1.    Menganalisis Pembelajar
Langkah pertama dalam merencanakan mata pelajaran adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik pemelajar  yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. Informasi ini akan memandu pengambilan keputusan anda saat anda merancang mata pelajaran anda. Area- area kunci yang harus dipertimbangkan selama analisis pemelajar meliputi : (1) karakteristik umum, (2) kompetensi dasar spesifik (pengetahuan, kemampuan, dan sikap tentang topik ), dan (3) gaya belajar.
1.1.Karakteristik Umum
Sebagai guru mata pelajaran Matematika, saya  mengajar di kelas XI IPS2 dan XI IPS3 dengan karakteristik umum siswanya seperti pada table berikut:
KELAS
JUMLAH SISWA
USIA
RATA-RATA
KEMAMPUAN AWAL RATA-RATA
KKM MAT
XI IPS2
36
16 s/d 18 Thn
50 – 80
70
XI IPS3
36
16 s/d 18 Thn
55 – 85
70

Dari table diatas, sebagian siswa telah menunjukkan hasil belajarnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sementara yang lainnya hasil belajarnya sudah diatas rata-rata (sudah mencapai KKM). Para siswa berasal dari kalangan social ekonomi menegah kebawah. Umumnya, para siswa berprilaku baik, tetapi mereka  memperlihatkan kurangnya ketertarikan dan kurangnya motivasi terhadap belajar matematika ketika  aktivitas berorientasi pada buku teks dan tugas dibangku kelas.
1.2.Kecakapan Umum
Para siswa pada umumnya mampu melakukan:
-       Membuat dan menyimpan dokumen di komputer
-       Mengakses (berseluncur) di internet
-       Membuat dan menyimpan video digital
-       Merespon via komunikasi verbal dab tertulis yang berkisar dari tingkat bawah hingga tingkat atas.
1.3.Gaya Belajar
Saya sudah menemukan  bahwa para siswa sepertinya paling baik belajar dari kegiatan-kegiatan yang menggabungkan penggunaan teknologi dan media. Menggunakan komputer akan memberikan motivasi instrisik melalui pembuatan karya personal dan refleksi pembelajaran dengan cermat. Para siswa berbeda-beda ekspresi mereka, dimana sebagian mereka lebih menginginkan menuangkan gagasan mereka dalam bentuk teks tertulis, sementara yang lainnya menginginkan belajar dalam lingkungan yang tenang dan nyaman. Oleh karena itu saya menyajikan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan  LCD.
2.    Menyatakan Standar dan Tujuan
Langkah selanjutnya adalah menyatakan standard dan tujuan belajar se spesifik mungkin. Adalah penting untuk memulai  dengan kurikulum dan teknologi. Tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas tujuan, perilaku yang harus ditampilkan, kondisi yang perilaku atau kinerja akan diamati, dan tingkat yang pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai siswa. Untuk buku ini, kondisi tersebut akan meliputi pengguanaan teknologi dan media untuk menilai pencapaian dari standar dan tujuan belajar.
2.1.  Standar
Untuk  pembelajaran matematika kelas XI IPS menggunakan standar kurikulum sebagai berikut :
Kurikulum : Menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)   yang mengacu kepada Badan  Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Teknologi   : Standar teknologi pendidikan nasional yang berbasis komputer, yaitu menggunakan media berbasis komputer penggunaannya untuk meningkatkan motivasi belajar, aktivitas belajar, dan hasil belajar.
2.2.  Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.      Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika
3.      Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4.      Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
3.    Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Materi
Begitu anda telah menganalisis para pemelajar anda dan menyatakan standar dan tujuan belajar, anda telah membuat titik  permulaan  (pengetahuan, kemampuan, dan sikap terkini para siswa) dan titik akhir (tujuan belajar) dari pengajaran. Tugas anda sekarang adalah membangun jembatan diantara dua titik tersebut dengan memilih strategi pengajaran, teknologi, dan model yang sesuai, kemudian memutuskan materi untuk menerapkan pilihan-pilihan tersebut.
3.1.              Memilih strategi
Dalam memilih trategi pembelajaran ada yang berpusat pada guru dan ada yang berpusat pada siswa. Strategi yang berpusat pada guru digunakan untuk meninjau tujuan  keseluruhan dalam menggunakan sebuah pembelajaran berbasis komputer dan memperkenalkan panduan bagi siswa untuk menyelesaikan refleksi akhir mereka.  Strategi yang berpusat pada siswa yang melibatkan para siswa yang membuat refleksi tertulis atau pada video mengenai apa yang telah mereka pelajari dalam pembelajaran matematika. Untuk menangani motivasi siswa dengan menampilkan contoh-contoh  animasi pembelajaran yang berbentuk power point untuk mendapatkan perhatian siswa. Untuk memperoleh relevansi, para siswa mengingat kembali perkembangan hasil belajar dan prestasi personal mereka  dalam setahun terakhir dan menetapkan tujuan untuk tahun selanjutnya. Kepercayaan diri mereka diperkuat karena  mereka melihat bahwa mata pelajaran ini mempunyai aplikasi pada mata pelajaran lainnya, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2.              Memilih Teknologi dan Media
Dalam memilih teknologi dan media yaitu media pembelajaran berbasis komputer  menggunakan panduan-panduan untuk menilai kesesuaian pemilihan teknologi dan media:
Penyelarasan  dengan standar, hasil, dan tujuan – peranti lunak menyedikan alat-alat yang diperlukan bagi siswa untuk memenuhi tujuan belajar.
•   Bahasa yang sesuai umur kelas  siswa kelas XI IPS.
•   Tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa dalam media itu sendiri.
•   Kualitas teknis dan aplikasinya.
•   Panduan dan arahan pengguna.
3.3.              Memilih Materi
Materi untuk mata pelajaran ini meliputi lembar tugas siswa yang dibuat guru yang menjelaskan rincian materi yang spesifik, latihan soal-soal dan tugas, dan membuat rangkuman dan  refleksi di   akhir pembelajaran.

4.    Menggunakan Teknologi, Materi dan Material
Tahap ini melibatkan perencanaan peran anda sebagai guru untuk menggunakan teknologi, media, dan material untuk membantu para siswa mencapai tujuan belajar. Untuk melakukan nya,ikuti proses “5P”: mengulas (prepiew) teknologi, media, dan material; menyiapkan  (prepare) teknologi, media, dan material; menyiapkan  (prepare) lingkungan; menyiapkan (prepare) para pembelajar; dan memberikan (propide) pengalaman belajar.
4.1.              Mempersiapkan Para Pemelajar
Dalam pembelajaran matematika untuk menyiapkan para pemelajar meliputi:
1.      Memberi salam dan mengingatkan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran.
2.      Mengabsen siswa diawal pembelajaran
3.      Melihat kelengkapan alat-alat yang dibutuhkan untuk pembelajaran
4.      Memberikan lembaran kerja siswa yang dibuat oleh guru
5.      Mengatur tempat duduk siswa yang bervariasi.
5.    Mengharuskan Partisipasi Pembelajar
Agar efektif, pengajaran sebaiknya mengharuskan keterlibatan aktif mental  para pembelajar.sebaiknya terdapat aktivitas  yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan atau kemampuan baru dalam menerima umpan balik mengenai kesesuaian usaha mereka sebelum secara formal dinilai.praktik mungkin melibatkan periksa mandiri para siswa,pengajaran dibantu komputer,kegiatan internet,atau kerja kelompok.guru,komputer,para siswa lainnya,atau evaluasi mandiri mungkin memberikan umpan balik
Dalam pembelajaran matematika, Para siswa secara individu memperhatikan pembelajaran berlangsung, dan memperhatikan tayangan pembelajaran melalui media LCD  dan siswa bertanya jika ada yang kurang dimengerti,  kemudian  sebagai umpan balik siswa mengerjakan tugas dalam LKS yang dibuat guru, dan dikerjakan secara berkelompok, dan salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi tugas tersebut, sedangkan kelompok lain merespon dan menanggapi presentasi tersebut.
Selanjutnya jika diskusi mengalami jalan buntu maka guru sebagai fasilitator dapat mengulang tayangan pembelajaran tersebut dan mengarahkan jalannya diskusi. Sewaktu diskusi berjalan guru mengamati jalannya diskusi dan mencatat hasil pengamatan sebagai refleksi dan evaluasi  pembelajaran.
6.    Mengevaluasi dan Merevisi
 Setelah melaksanakan sebuah mata pelajaran,adalah penting untuk mengevaluasi dampaknya pada pembelajaran siswa.penilaian ini sebaiknya tidak hanya memeriksa tingkat dimana para siswa telah mencapai tujuan belajar,tetapi juga memeriksa keseluruh proses pengajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media.sekiranya terdapat ketidakcocockan antara tujuan belajar dan hasil-hasil siswa,anda sebaiknya merevisi rencana mata pelajaran untuk membahas area-area pertimbangan tersebut.
6.1.              Penilaian pencapaian pembelajar
Penilaian yang dilakukan  dalam pembelajaran matematika meliputi nilai  Kognitif dan Afektif. Penilaian kognitif terdiri dari penilaian terhadap hasil kerja siswa yaitu:
  1. Penilaian Harian yang mencakup: nilai mengumpulkan tugas, PR, dan Ulangan Harian yang dilakukan setiap selesai beberapa Kompetensi Dasar (KD) dengan mengambil nilai rata-rata tersebut disingkat dengan( NHT)
  2. Nilai Ujian Tengah semester yang dilakukan setiap tengah semester (UTS)
  3. Nilai Ujian  Semester yang dilakukan akhir semester (NUS)
Ketiga nilai diatas dihitung  untuk penilaian pencapaian hasil belajar  yang dituangkan dalam Nilai Raport( NR)dengan menggunakan rumus:
                                  N R = (2 NHT + UTS + 2 NUS) : 5

Penilaian afektif  yaitu penilaian terhadap prilaku dan sikap siswa terhadap pembelajaran berlangsung yang dilakukan guru  terhadap siswa dengan indikator pengamatannya adalah :
  1. Tidak terlambat mengikuti pembejaran
  2. Membawa kelengkapan alat pembelajaran
  3. Membuat catatan  rangkuman pembelajaran
  4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
  5. Dapat bekerja sama dengan teman dan antar kelompok
  6. Aktif dalam merespon pembelajaran
  7. Santun dalam komunikasi
  8. Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Keterangan :

Rentang Skor

: 1 – 3



Predikat


Tinggi
:76 - 100
A
sedang
: 60 - 75
B-C
Rendah
        : < 59
D

NILAI =  (  Skor diperoleh : Skor maximum )  x 100

6.2.              Revisi
Untuk mengevaluasi keseluruhan dari pencapaian pembelajaran, strategi, teknologi dan media  dapat dilihat dengan membandingkan  respon siswa,  pencapaian nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dan penilaian rata-rata keseluruhan dengan pengamatan yang sudah kita lakukan selam pembelajaran berlangsung dikelas. Jika ada yang perlu di  perbaikai dan direvis misalnya: strategi, teknologi,  media, dan materi-materi evaluasi, maka guru melakukan perbaikan dan revisi tersebut.

BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah      : SMA Negeri 4 Kerinci
Mata Pelajaran     : Matematika
Kelas / Program   : XII (Dua belas) / IPA
Semester               : 1 (dua)
Alokasi Waktu      :6 x 45 menit  (3 pertemuan).

A.    Standar Kompetensi
Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
B.    Kompetensi Dasar
Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva dan volum benda putar
C.    Indikator
1.    Menentukan luas daerah di bawah kurva
2.    Menentukan luas daerah di antara dua kurva
3.    Menentukan volume benda  yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah kurva terhadap sumbu x
4.    Menentukan volume benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu x
5.    Menentukan volume benda  yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah kurva terhadap sumbu y
6.    Menentukan volume benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu y
D.    Tujuan Pembelajaran
1.    Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan luas daerah di bawah kurva
2.    Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan luas daerah di antara dua kurva
3.    Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda  yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah kurva terhadap sumbu x
4.    Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu x
5.    Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda  yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah kurva terhadap sumbu y
6.    Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu y

E.    Materi Ajar
·         Luas daerah di bawah kurva dan sumbu x
·         Luas daerah di antara dua kurva
·         Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah kurva terhadap sumbu x
·         Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu x
·         Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah kurva terhadap sumbu y
·         Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu y

F.    Metode Pembelajaran
·         Presentasi
·         Tanya jawab
·         Drill

G.   Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Pertemuan Pertama (2 X 45 menit)
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU
Kegiatan Awal
a. Membuka Pelajaran
·         Memberi salam
·         Berdoa bersama
·         Memeriksa kehadiran siswa
b. Apersepsi
·         Teknik pengintegralan aljabar, trigonometri, substitusi, parsial, dan integral tertentu
c. Motivasi
·         Pada ilmu terapan lanjutan, sangat diperlukan kemampuan menghitung luas dan volum dengan memanfaatkan integral.

15 menit
Kegiatan Inti
·         Siswa mendapat penjelasan teorema fundamental kalkulus melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mendapat penjelasan luas daerah antara kuva dan sumbu x melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mendapat penjelasan luas daerah antara kuva dan sumbu y melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mencoba soal latihan yang ada di media presentasi tentang luas daerah antara kurva dan sumbu x atau y.
·         Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·         Siswa dan guru mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.

65 menit
Penutup
·         Siswa merangkum penjelasan yang diperolehnya
·         Guru memberikan tugas mandiri terstruktur
·         Guru mengakhiri pelajaran

10 menit

2.    Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU
Kegiatan Awal
a. Membuka Pelajaran
·         Memberi salam
·         Berdoa bersama
·         Memeriksa kehadiran siswa
b. Apersepsi
·         Menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu x
c. Motivasi
·         Perhitungan luas daerah di antara dua kurva memerlukan dasar kuat dari kempuan hitung luas daerah di bawah kurva dan sumbu x atau y

15 menit
Kegiatan Inti
·         Siswa mendapat penjelasan tentang cara menentukan luas daerah yang dibatasi dua kurva melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mencoba soal latihan yang ada di media presentasi tentang luas daerah antara dua kurva
·         Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·         Siswa dan guru mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.
·         Siswa mendapat penjelasan tentang cara menentukan volume benda putar yang diperoleh dari pemutara daerah yang dibatasi kurva dan sumbu mengelilingi sumbu x melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mencoba soal latihan yang ada di media presentasi tentang volume benda putar terhadap sumbu x
·         Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·         Siswa dan guru mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.

65 menit
Penutup
·         Siswa merangkum penjelasan yang diperolehnya
·         Guru memberikan tugas mandiri terstruktur
·         Guru mengakhiri pelajaran

10 menit

3.    Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU
Kegiatan Awal
a. Membuka Pelajaran
·         Memberi salam
·         Berdoa bersama
·         Memeriksa kehadiran siswa
b. Apersepsi
·         Menghitung volume benda putar yang diperoleh dari pemutara daerah yang dibatasi kurva dan sumbu mengelilingi sumbu x
c. Motivasi
·         Perhitungan volume benda putar daerah di antara kurva dan sumbu merupakan dasar untuk menghitung volume benda putar daerah di antara dua kurva

10
Menit
Kegiatan Inti
·         Siswa mendapat penjelasan tentang konsep volume benda putar daerah yang dibatasi oleh dua kurva terhadap sumbu X melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mendapat penjelasan tentang konsep volume benda putar daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu terhadap sumbu Y melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mendapat penjelasan tentang konsep volume benda putar daerah yang dibatasi oleh dua kurva terhadap sumbu Y melalui presentasi dan tanya jawab
·         Siswa mencoba soal latihan yang ada di media presentasi tentang volume benda putar t
·         Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·         Siswa dan guru mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.

40
menit
Penutup
·         Siswa merangkum penjelasan yang diperolehnya
·         Siswa mengerjakan Uji Kompetensi (30 menit)
·         Guru mengakhiri pelajaran

40 menit

H.    Alat dan Sumber Belajar
1.    Sumber
·         Media Pembelajaran berbasis TIK ”Luas dan Volume Benda Putar”
·         Buku Marthen Kanginan. Matematika. Grafindo. Jakarta. 2005.

2.    Alat
·         LCD
·         Laptop
I.       Penilaian
1.    Teknik
·         Tes Tertulis (Kognitif)
·         Tes Pengamatan (Afektif)

2.    Bentuk Instrumen
·         Pilihan Jamak (Kognitif)
·         Isian skala Sikap (Afektif)
 
3.    Instrumen
1.    Luas daerah yang dibatasi oleh kurva , sumbu Y, sumbu X , dan garis x = 3 adalah ….
A.    25  satuan luas
B.    6 satuan luas
C.   24 satuan luas
D.   4 satuan luas
E.      satuan luas
2.    Luas daerah yang dibatasi kurva , dan sumbu X pada 0 x 3 adalah ….
A.    1 satuan luas
B.    satuan luas
C.   satuan luas
D.   3 satuan luas
E.    4 satuan luas

3.    Luas daerah yang dibatasi parabola y = 8 – x2 dan garis y = 2x adalah ….
A.    36 satuan luas
B.    41 satuan luas
C.   41 satuan luas
D.   46 satuan luas
E.    46 satuan luas

4.    Luas daerah pada kuadran I yang dibatasi oleh kurva y = x2, sumbu y, dan garis
x + y = 12 adalah …
A.    57,5 satuan luas
B.    51,5 satuan luas
C.   49,5 satuan luas
D.   25,5 satuan luas
E.    22,5 satuan luas

5.    Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = x2 – 9x + 15 dan y = –x2 + 7x – 15 adalah ….
A.  2 satuan luas
B.  2 satuan luas
C.  3 satuan luas
D.  3 satuan luas
E.  4 satuan luas

6.    Volum benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva
y = 3x – 2 , garis x = 1 , dan garis x = 3 diputar mengelilingi sumbu x adalah  ….. (satuan volum ).
A.    34 p
B.    38 p
C.   46 p
D.   50 p
E.    52 p

7.    Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva dan
x + y + 2 = 0 diputar mengelilingi sumbu X sebesar 360
° adalah ….
A.    satuan volume
B.    14 satuan volume
C.   15 satuan volume
D.   17  satuan volume
E.    18  satuan volume

8.    Volume benda putar yang terjadi bila daerah yang dibatasi oleh kurva
y = x2 – 1 dan sumbu x dari x = 1, x = 1, diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360o adalah ….
A.    satuan volume
B.    satuan volume
C.   satuan volume
D.   satuan volume
E.    satuan volume




9.    Gambar di bawah merupakan kurva dengan persamaan. Jika daerah yang diarsir diputar mengelilingi sumbu X, maka volum benda putar yang terjadi sama dengan ….   
           
A.    6 satuan volum                     
B.    8 satuan volum
C.   9 satuan volum
D.   10 satuan volum
E.    12 satuan volum

10.  Volum benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh parabola
 
dan diputar 3600mengelilingi sumbu y adalah ...
A.    satuan volum
B.    3 satuan volum
C.   4 satun volum
D.   5 satuan volum
E.    9 satuan volum

4.    Kunci Jawaban
1. E                                     6. B
2. C                                     7. B
3. A                                     8. C
4. E                                     9. B
5. A                                     10. C

5.    Pedoman Penilaian
·         Nilai = Benar x 10


6.    Tindak Lanjut
·         Remedial  Ulangan, bila ketuntasan kelas lebih dari 75%
·         Remedial Pembelajaran, bila ketuntasan kelas kurang dari 75%
·         Pengayaan untuk siswa yang telah tuntas
 


Mengetahui,                                    Kerinci , Mei  2012
Kepala SMAN 4 Kerinci                Guru Mata Pelajaran Matematika


EDIZAMI, S.Pd                                       ENDRAWITA,  S.Pd
                   NIP.19540206197703 1 003                   NIP.19720921199703 2 007


DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hamzah B. Uno.  2007. Model  Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif  Jakarta: Bumi Aksara.

Marthen Kanginan. 2005. Matematika SMA Kelas XII IPA.  Jakarta. Grafindo.

Ratna Wilis Dahar. 1988. Teori –Teori Belajar  Jakarta: Erlangga.

Smaldino, Sharon.E, dkk. 2011. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


 

DOSEN :
 Dr. INDRATI KUSUMANINGRUM,  M.Pd

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Mata Kuliah Media Pembelajaran





             
                                                                            
       
 MERANCANG MEDIA PEMBELAJARan

     Oleh:

                                                            ENDRAWITA
                                                                        NIM 1104002


    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
       PROGRAM PASCASARJANA
      UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012


 
DAFTAR ISI

Halaman
 
           
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I       TEORI PEMBELAJARAN DAN MEDIA
A.        Teori – Teori Belajar............................................................... 1
1. Jenis – Jenis Belajar ............................................................2
2. Psikologi Mengenai Belajar..................................................4
B.         Teori Media ............................................................................13
1.    Media ................................................................................13
2.    Manfaat Media Pembelajaran ..........................................   15
3.    Format Media ....................................................................17
4.    Teknologi dan Media dalam Belajar ....................................19
BAB II      MODEL ASSURE
A.Model Untuk Membantu Belajar ASSURE...................................25
1.      Menganalisis Pembelajar ................................................... 25
2.      Menyatakan Standar dan Tujuan ....................................... 27
3.      Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Materi………......29
4.      Menggunakan Teknologi, Materi dan Material.................... 31
5.      Mengharuskan Partisipasi Pembelajar ………………….....31
6.      Mengevaluasi dan Merevisi …………………………….....32

BAB III    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A.        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) …………………...35

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...46



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan  Makalah dengan Judul  : “Merancang  Media Pembelajaran”
Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir semester dan  untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam Mata Kuliah Media Pembelajaran Program Studi Pasca Sarjana (S2) Jurusan Teknologi Pendidikan (TP) Universitas Negeri Padang.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1.      Bapak Dr . Jasrial, M.Pd,  Ketua Program Studi Pasca Sarjana (S2) Jurusan  Teknologi Pendidikan.
2.      Ibu Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd  Dosen pembimbing mata kuliah Media Pembelajaran.
3.    Rekan- rekan Mahasiswa Program Pasca Sarjana (S2) Jurusan Teknologi Pendidikan (TP)  yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
     Akhirnya, kehadirat Allah SWT  jualah tempat penulis memohon, semoga segala bantuan yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat balasan yang berlipat ganda dariNya.. Amin Ya Rabbal Alamin.






      Kerinci,  Mei  2012



Penulis




Penulis,
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar