BAB
I
TEORI
PEMBELAJARAN DAN MEDIA
A. Teori – Teori Belajar
Belajar
(learning) didefenisikan sebagai perubahan terus-menerus dalam kemampuan
yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia (Driscoll, 2000, hlm.11). Sebagian besar dari kita tidak
belajar dengan cara diberi tahu, tetapi dengan berbuat. Belajar merupakan
pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru ketika seseorang berinteraksi
dengan informasi dan lingkungan. Lingkungan belajar diarahkan oleh guru dan mencakup
fasilitas fisik, suasana akademik dan emosional, serta teknologi pengajaran.
Tabel 1.3
Pengajaran dan Belajar
Pengajaran
|
Belajar
|
Fokus
Guru
Guru
sebagai penyaji
Informasi
dari Guru
Orientasi
masukan (misalnya, guru, perpustakaan, ruang kelas dan sumber daya)
Berdasar-ruang
kelas (waktu yang sama/tempat yang sama)
Berdasar-kelompok
atau berdasar-kelas
Kaku
Belajar
yang kompetitif
|
Fokus
Guru
Guru
sebagai pembuat, pengarah dan koordinator belajar
Informasi
dari banyak sumber (misalnya, internet, perpustakaan elektronik dan buku-buku
Orientasi
Output (misalnya, produk, kinerja dan Prosedur siswa
Tidak
terbatas diruang kelas (kapan saja, dimana saja)
Penyampaian
kepada individu dan belajar kolaboratif dengan komunikasi kelompok
Luwes
Belajar
yang Kooperatif
|
1. Jenis-Jenis Belajar
Karena
kita sebagai guru bertanggung jawab
mengatur lingkungan belajar, adalah penting untuk mengetahui bahwa kita harus
memfasilitasi empat ranah utama belajar : kognitif, afektif, kemampuan motorik dan antar personal.
1.1. Ranah Kognitif
Dalam
ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapat dikelompokkan
menjadi informasi verbal/visual atau keterampilan intelektual. Belajar
verbal/visual biasanya melibatkan pengingatan atau pengingatan kembali fakta
atau informasi. Contohnya yaitu menyebutkan tulang-tulang tangan manusia,
melabelkan bagian-bagian ucapan dalam sebuah kalimat, menemukan contoh-contoh
bentuk dasar dalam sebuah gambar, atau menyebutkan waktu-waktu penting dalam
pertempuran utama perang saudara.
Keterampilan
intelektual, disisi lain membutuhkan penerapan ‘kemampuan berpikir kritis dan
manipulasi informasi. Sebagai misal, alih-alih menyebutkan tulang-tulang, para
siswa akan membandingkan dan membedakan fungsi-fungsi tulang di kedua tangan
hingga tulang yang menutup organ-organ dalam. Atau alih-alih sekadar menemukan
bentuk-bentuk dasar, para siswa akan mengembangkan gagasan yang mengaitkan
bentuk benda dengan fungsinya.
1.2.
Afektif
Ranah
Afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuan Afektif meliputi
menstrimulasi minat dalam sejarah dengan mewawancarai kerabat yang lebih tua,
mendorong perilaku sosial yang sehat melalui penciptaan program daur ulang dan
penerapan sekumpulan standar etika untuk memanfaatkan internet.
1.3.
Kemampuan Motorik
Dalam ranah kemampuan motorik,
belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan fisik lainnya.
Tujuan keterampilan motorik meliputi kamampuan mulai dari kegiatan mekanis yang
sederhana hingga kegiatan yang melibatkan kondisi dan strategi neuromuskuler,
seperti dalam perlombaan olahraga. Para guru diseluruh tingkatan sering kali
harus mengajari beberapa kemampuan motorik kepada siswa. Pada tingkatan sangat dasar, ini bisa
mencakup penggunaan pensil dan gunting :
pada tingkat dasar yaitu penggunaan keyboard komputer, mikroskop sederhana dan
perkakas pengukur; dan pada tingkat
menengah dan lanjutan yaitu penggunaan peralatan sains dan memainkan alat
musik.
1.4.
Interpersonal
Belajar dalam ranah interpersonal
melibatkan interaksi diantara orang-orang. Kemampuan interpersonal merupakan
keterampilan orang yang membutuhkan kemampuan untuk berhubungan secara efektif
dengan orang lain. Guru bertugas sebagai fasilitator dan para siswa sering
ditempatkan dalam kelompok kooperatif untuk berbagai kegiatan belajar. Anda akan harus mengajarkan pada
siswa bagaimana menyimak, berbagi, menghormati, membantu dan memimpin. Ini
semua dan keterampilan lainnya, diperlukan untuk mencapai komunikasi antar personal
yang efektif. Permainan dikelas dan kegiatan pendidikan fisik juga membutuhkan
keterampilan antarpersonal.
2. Psikologi Mengenai Belajar
Cara guru memandang peran teknologi
dan media dalam kelas sangat bergantung pada keyakinan mereka tentang bagaimana
orang-orang belajar. Selama lebih dari setengah abad terakhir terdapat beberapa
teori dominan tentang belajar.Masing-masing
memiliki implikasi bagi pengajaran secara umum dan untuk pemanfaatan teknologi
dan media secara khusus. Kita kan secara singkat meninjau tiap-tiap dari
perspektif utama mengenai belajar dan
membahas implikasinya. Driscoll (2000) membahas teori
belajar dan dampaknya pada keputusan pengajaran secara lebih terperinci.
2.1. Behavioris Perspektif
Pada
tahun 1950-an , B.F.Skinner, seorang psikolog di universitas Harvard, melakukan
studi ilmiah tentang perilaku yang bisa diamati. Ia merupakan salah satu
pendukung Behaviorisme. Ia tertarik dalam perilaku sukarela, misalnya belajar keterampilan baru,
ketimbang perilaku refleksif seperti yang digambarkan oleh anjing Pavlov yang
selalu berliur. Ia memperlihatkan bahwa penguatan atau memberi ganjaran pada
respons yang diinginkan,dapat membentuk pola perilaku organisme. Hasil studi Pavlov merangsang para peneliti di
Amerika Serikat, seperti E.L Thorndike (Hilgard and Bower, 1996) dalam Ratna
Wilis Dahar (1988:23-24). Dalam studi Thorndike terdahulu, ia memandang prilaku
sebagai suatu respon terhadap stimulus-stimulus lingkungan. Pandangan ini,
bahwa stimulus-stimulus dapat mengeluarkan respon-respon. Dari
eksperimen-eksperimen Thorndike mengembangakan hukumnya yang dikenal dengan
hokum pengaruh atau Law of Effect.
Hukum pengaruh Thorndike
mengemukakan, bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang
memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu diulang daalam
situasi yang mirip, akan meningkat. Tetapi bila suatu perilaku diikuti oleh
suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan-kemungkinan
bahwa perilaku itu diulangi, akan menurun. Jadi konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan
perilaku orang itu selanjutnya.
Skinner
mendasarkan teori belajarnya, yang dikenal sebagai penguatan pada serangkaian percobaan dengan menggunakan burung merpati.
Ia berpendapat bahwa prosedur yang sama dapat diterapkan pada manusia. Hasilnya
yaitu kemunculan instruksi terprogram belakangan berkembang menjadi instruksi
dibantu komputer. Tidak seperti penelitian belajar sebelumnya, penelitian
Skinner sangat logis dan tepat yang langsung menghasilkan pengajaran dan
belajar lebih baik.
Para Behavioris menolak berspekulasi
apa yang terjadi secara internal ketika belajar berlangsung, mereka bersandar
hanya pada perilaku yang bisa di amati. Akibatnya meraka lebih suka menjelaskan
tugas belajar yang relatif sederhana. Karena adanya sikap ini. Behaviorisme
memiliki penerapan yang terbatas dalam pengajaran keterampilan dengan tingkat
lebih tinggi, sebagai misal para behavioris enggan membuat kesimpulan tentang
bagaimana pemelajar memproses informasi.
2.2. Kognitivis Perspektif
Diparuh terakhir abad ke-20, para
kognitivis memberi kontribusi baru bagi teori belajar dengan menciptakan
model-model tentang bagaimana para pemelajar menerima, memproses dan merekayasa
informasi. Kognitivisme didasarkan pada penelitian psikologis Swiss Jen Piaget
(1977). Psikologis kognitiv menelusuri proses mental yang digunakan individu
dalam menanggapi lingkungan mereka.
Menurut
Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik. Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar
yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Peserta
didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek
fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan
kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif,
mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Menurut
Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interaksi yang terus menerus antara
individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah
perkembangan secara alami fikiran pebelajar mulai anak-anak sampai dewasa.
Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan
biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah
seperti sistem kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.
a.
Perkembangan
Proses Belajar menurut Jean Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar
pada anak-anak adalah:
1. Anak
mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka
bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk anak kecil, mereka mempunyai cara
yang khas ntuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka
memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.
2.
Perkembangan
mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama
bagi semua anak.
3.
Walaupun
berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu
tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yanglaintidaklah
selalu sama pada setiap anak.
4.
Perkembangan
mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Kematangan.
b. Pengalaman.
c. Interaksi Sosial.
d. Equilibration (proses dari ketiga faktor di
atas bersama-sama untuk membangun dan
memperbaiki struktur mental).
5. Ada 4 tahap perkembangan yaitu:
a. Tahap Sensori motor (0 - 2,0 tahun)
b. Tahap Pre operasional (2,0 - 7,0 tahun)
c. Tahap konkret (7,0 - 11,0 tahun)
d. Tahap operasi formal (11,0 - dewasa)
a. Tahap Sensori motor (0 - 2,0 tahun)
b. Tahap Pre operasional (2,0 - 7,0 tahun)
c. Tahap konkret (7,0 - 11,0 tahun)
d. Tahap operasi formal (11,0 - dewasa)
1.
Tahap
Sensorimotor (0 – 2,0 tahun)
Tahap sensorimotor dicirikan oleh tidak adanya
bahasa. Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak
menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk mengenal
obyek. Ciri pokok perkembangannya anak
mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanen siobyek. Karakteristik anak yang berada pada
tahap ini adalah sebagai berikut:
-
Berfikir melalui
perbuatan (gerak).
- Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah
gerak-gerak refleks sampai ia dapat
berjalan dan bicara.
-
Belajar
mengkoordinasi akal dan geraknya.
-
Cenderung
intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
Contoh : Pengalaman awal bayi dengan payudara ibunya (Inisiasi) dan bayi yang pertama kali memasukan jari-jarinya ke dalam mulut. Kemampuan yang dicapai anak pada masa ini:
Contoh : Pengalaman awal bayi dengan payudara ibunya (Inisiasi) dan bayi yang pertama kali memasukan jari-jarinya ke dalam mulut. Kemampuan yang dicapai anak pada masa ini:
a.
Kemampuan mengontrol secara internal, yaitu
terbentuknya control dari dalam pikirannya terhada dunia nyata.
b. Perkembangan
konsep kenyataan.
c. Perkembangan
pengertian beberapa sebab akibat
2. TahapPreoperasional(2,0–7,0tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi. Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif. Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi. Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif. Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:
- Anak dapat mengaitkan
pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan
karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang miliknya dipegang oleh
orang lain.
-
Anak belum
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran
“yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat irreversible.
- Anak belum mampu
melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu
bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
- Anak bernalar
secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan
antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi
karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi mereka.
-
Anak belum
memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).
-
Menjelang akhir
tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak
dapat mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu
sifat tertentu dan telah mulai mengerti
konsep yang konkrit.
Contoh : pandangan anak terhadap dua tanah liat sama
besar yang dibulatkan, kemudian bulatan yang satu dipipihkan dan yang satu
tetap dalam keadaan bulat.
3.
Tahapkonkret(7,0–11,0tahun)
Pada periode ini anak sudah mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakukan pengurutan (mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan sebaliknya), dan menangani konsep angka. Tetapi, selama tahap ini proses pemikiran diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yang agak kompleks selama problem itu konkret dan tidak abstrak.
Pada periode ini anak sudah mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakukan pengurutan (mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan sebaliknya), dan menangani konsep angka. Tetapi, selama tahap ini proses pemikiran diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yang agak kompleks selama problem itu konkret dan tidak abstrak.
Contoh
: Anak sudah dapat membedakan ukuran binatang, ataupun sudah dapat
mengelompokkannya.berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki.
Kognitivisme membahas bagaimana
orang-orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Sebagai
misal, para behavioris sekadar menyatakan bahwa latihan memperkuat respons
terhadap sebuah stimulus. Para kognitivis menciptakan sebuah model mental dari
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Informasi baru disimpan di
ingatan jangka pendek, dimana informasi baru itu diulang-ulang hingga akhirnya
siap disimpan diingatan jangka panjang. Jika informasi tersebut tidak
diulang-ulang , ia akan memudar dari ingatan jangka pendek. Para pemelajar
kemudian mengabungkan informasi dan keterampilan dalam memori jangka panjang untuk mengembangkan
strategi kognitif atau keterampilan untuk mengatasi tugas-tugas yang rumit.
Para kognitiv memiliki persepsi lebih luas tentang pembelajaran dari pada yang
dimiliki oleh behavioris.Para siswa kurang bergantung pada panduan guru dan
lebih mengandalkan startegi kognitiv mereka sendiri dalam memanfatkan sumber
daya belajar yang tersedia.
2.3. Konstruktivis Perspektif
Konstruktivisme merupakan gerakan
yang melampaui keyakinan para kognitivis. Konstruktivisme menganggap
keterlibatan para siswa dalam pengalaman yang bermakna sebagai inti sari dari
pembelajaran empiris. Ia beralih dari transfer pasif informasi ke penyelesaian
masalah dan penemuan pasif. Konstruktivis menekankan bahwa para pemelajar
menciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia informasi, mereka
berpendapat bahwa para siswa menempatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman
mereka sendiri dan bahwa tujuan pengajaran adalah bukan mengajarkan informasi
tetapi menciptakan situasi sehingga para siswa bisa menafsirkan informasi bagi
pemahaman mereka sendiri.
Peran pengajaran adalah memberikan
para siswa cara-cara untuk mennyusun pengetahuan, bukan untuk membagi-bagi
fakta. Ahli konstruktivisme meyakini bahwa belajar berlangsung paling efektif ketika para siswa terlibat dalam tugas
autentik yang mengaitkan konteks bermakna, yaitu
belajar dengan melakukan (learning by doing). Maka, pengukuran paling
mendasar atas belajar didasarkan pada kemampuan siswa menggunakan
pengetahuannya untuk memudahkan berpikir dalam kehidupan nyata.
2.4. Perspektif Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan
perspektif mapan lainnya dalam kajian mengenai
belajar dan mengajar. Psikolog sosial memusatkan kepada efek organisasi sosial
dalam ruang kelas terhadap belajar. Apa itu struktur kelompok dari kelas
belajar mandiri, kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan? Apa itu struktur
otoritas seberapa banyak kontrol yang siswa miliki atas kegiatan mereka? Dan
apa itu struktur ganjaran?
Apakah
kerja sama dan bukannya persaingan yang digalakkan?
Para peneliti seperti Robert
Slavin (1990) berpendapat bahawa belajar kooperatif lebih efektif dan
lebih menguntungkan secara sosial ketimbang belajar kompetitif dan
indiviualistik. Slavin mengembangkan seperangkat teknik belajar kooperatif yang
mencakup prinsip-prinsip kolaborasi kelompok kecil, pengajaran yang
dikendalikan pemelajar dan ganjaran (reward) yang didasarkan pada pencapaian
kelompok.
Para
guru harus mengembangkan sikap eklektik
atas berbagai macam aliran psikologi belajar. Kita tidak wajib bersumpah setia
terhadap salah satu teori belajar tertentu. Kita gunakan teknik yang berhasil.
Jika kita dapati bahwa situasi belajar tertentu sesuai dengan pendekatan
behavioris, maka kita sebaiknya menggunakan teknik-teknik behavioris.
Sebaliknya, jika situasi sepertinya membutuhkan metode kognitivis atau
konstruktivis, itulah yang sebaiknya kita gunakan.
B. Teori Media
1. Media
Media,
bentuk jamak dari perantara (media merupakan sarana komunikasi. Berasal dari
bahasa latin medium (antara). Istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa
informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.menurut Gerlach
dan Ely (1971) dalam Azhar Arsyad, (2002: 3) Menyatakan: Media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Selanjutnya
menurut Heinich, dkk (1982) dalam Ashar Arsyad (2002:4) mengemukakan
istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Jadi, televise, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan jenisnya adalah media komunikasi.
Penggunaan
media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Danim
(1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan
media dalam proses belajar –mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan
daya pikir dan kreativitas siswa.
Hamalik (1989:124) menjelaskan media pendidikan adalah cara atau proses
yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan
yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran sangat penting, sebab hal ini dapat membantu para siswa dalam
mengembangakan imajinasi dan daya pikir serta kreativitasnya.
Penggunaan
media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Guru sebagai
pengajar hendaknya mampu memilih media yang tepat dalam proses pembelajaran.
Pengetahuan dan pemahaman yang cukup
dalam memilih media, yang sesuai materi pembelajaran akan menciptakan komunikasi
yang seimbang antara siswa dengan guru. Hamalik (1985:16) menjelaskan fungsi
media yaitu: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengaktifkan tujuan
pendidikan mengajar, (2) media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, (3) penggunaan media dalam proses belajar mengajar, (4) hubungan
antara metode mengajar dengan media pendidikan, (5) nilai dan manfaat media
pendidikan, (6) memilih dan menggunakan media pendidikan, (7) mengetahui
berbagai jenis alat dan tekhnik media pendidikan, (8) mengetahui penggunaan
media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan, (9) melakukan
usaha- usaha inovasi dalam media
pendidikan.
Media
sebagai alat bantu dalam mengajar, peranannya cukup penting apabila guru
memanfatkannya dengan baik dalam proses pembelajaran. Encyclopia of educational
Reseaarch dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pembelajaran
sebagai berikut: (1) meletakkan dasar-dasar yang konkrit dan berpikir, oleh
karena itu mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3)
meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu
membuat pelajaran lebih mantap, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa, (5) menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinu terutama melalui gambar hidup, (6) membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa, (7)
memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu
efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar (Arsyad, 2006:25)
Media
dapat mempengaruhi sikap, nilai, emosi,dan mampu mengaktifkan siswa karena
disertai dengan kegiatan pembelajaran, dan selain itu media juga dapat membantu
menggabungkan pengalaman belajar yang baru dengan pengalaman sebelumnya. Setiap
pembelajaran ditandai dengan beberapa unsur antara lain, tujuan, bahan, metode,
alat, dan evaluasi unsur, metode dan latihan merupakan unsur yang tidak bisa
ditinggalkan dari yang lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk mengantar
materi agar sampai pada tujuan yaitu siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut
media memegang peranan penting, sebab dengan adanya media pembelajaran materi
dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
2.
Manfaat
Media pembelajaran
Penggunaan
media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan.
Namun akan lebih baik jika digunakan media pembelajaran karena media
pembelajaran tentu mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu keberhasilan pembelajaran. Manfaat atau kelebihan media pembelajaran
antara lain: (1) menjelaskan materi
pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit ( nyata),
(2) memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya, (3) mempelajari materi
pembelajaran secara berulang-ulang, (4) memunkinkan adanya persamaan pendapat
dan persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau objek, (5)
menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan
kreativitas belajar siswa, (6) membantu siswa secara individual, kelompok atau
klasikal, (7) materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk
diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat, (8) mempermudah dan mempercepat
guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, (9) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
Enam kategori dasar media adalah teks, audio,
visual, vidio, perekayasa (manipulatif) (benda-benda) dan orang-orang. Tujuan
dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. (Sharon E. Smaldino, dkk: 2011:7).
Mari
kita tinjau lebih perinci tentang enam kategori dasar media yang digunakan
dalam belajar. Media yang paling umum digunakan adalah teks. Teks
merupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampilkan dalam format apapun,
buku, poster, papan tulis, layar komputer dan sebagainya. Media lainnya yang
umum digunakan dalam belajar adalah audio. Audio mencakup apa saja yang anda bisa dengar, suara orang, musik, suara mekanis,
deru mesin mobil, suara berisik dan sebagainya. Suara-suara tersebut bisa
langsung terdengar atau direkam. Visual
rutin digunakan untuk memicu belajar. Visual meliputi diagram pada sebuah
poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, photo, gambar pada sebuah buku,
kartun dan sebagainya. Jenis-jenis media lainnya adalah video. Ini
merupkan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi
komputer dan sebagainya. Sekumpulan benda-benda yang sering kali tidak termasuk
media adalah model dan benda sebenarnya. Perekayasa bersifat tiga dimesi
dan bisa disentuh dan dipegang oleh para siswa. Kategori keenam dan terakhir
dari media adalah orang-orang, ini bisa berupa guru, siswa, atau ahli
bidang studi. Orang-orang sangatlah penting bagi pembelajaran. Para siswa
belajar dari guru, siswa lainnya dan
orang dewasa.
3. Format Media
Sejauh
ini kita telah membahas teknogi dan media dari sebuah perspektif pengajaran.
Media merupakan kategori yang sangat luas : teks, audio, visual, vidio,
perekayasa dan orang-orang. Didalam tiap-tiap kategori ini terdapat banyak
jenis format media.
Sebuah
format media merupakan bentuk fisik yang didalamnya pesan disertakan dan
ditampilkan. Format media mencakup sebagai misal, papan tulis penanda (visual
dan teks), slide power point (teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD
(vidio) dan multi media komputer (audio, teks dan vidio). Masing-masing
memiliki kelebihan dan keterbatasan yang berbeda-beda dalam hal jenis pesan
yang dapat direkam dan ditampilkan. Memilih subuah format media bisa menjadi
tugas yang rumit. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan meliputi sejumlah
besar media dan teknogi yang tersedia, keragaman pemelajar dan banyaknya tujuan
yang harus diraih. (Sharon E.
Smaldino, dkk: 2011:7).
Pengelompokan
berbagai jenis media bila dilihat dari segi
perkembangan tekhnologi oleh Seels & Glasgow (1990:181-183) yang
dikutip oleh Arsyad (2006) dibagi dalam dua kategori, yaitu pilhan media
tradisional dan pilihan media tekhnologi
muktahir
(1) Pilihan
Media Tradisional
(a) Visual diam yang
diproyeksikan
- Proyeksi
opaque (tak tembus pandang)
- Proyeksi
overhead
- Slide
- Film
strips
(b) Visual yang tak
diproyeksikan
- Gambar,
poster
- Foto
- Charts,
grafik, diagram
(c) Audio
- Rekaman
piringan
- Pits
kaset, reel, cartridge
(2) Pilihan
Media Tekhnologi
(a)
Media Berbasis
Telekomunikasi
-
Telekonferens
- Pembelajaran
jarak jauh
(b) Media Berbasis
Mikroprosesor
- Computer
– assisted instruction
- Permainan
komputer
- Hypermedia
- Compact
(video) disc
Masing-masing
media diatas mempunyai kelebuhan dan
kekurangan sesuai dengan penggunaannya. Hal ini perlu diperhatikan
adalah pemilihan media yang tepat dalam proses pembelajaran untuk penyampaian
materi.
Ketika
memilih format media, situasi atau keadaaan pengajaran (misalnya kelompok
besar, kelompok kecil atau pengajaran sendiri), variabel pemelajar (misalnya,
pembaca, bukan pembaca atau lebih suka mendengar) dan sifat tujuan (misalnya,
kognitif, afektif, kamampuan motorik atau antar personal) harus diperhatikan.
Juga perlu diperhatikan kemampuan menyajikan dari tiap-tiap format media
(misalnya, visual diam, visual bergerak, kata-kata bercetak, atau kata-kata
yang dusuarakan).
4.
Teknologi dan Media dalam Belajar
Teknologi
dan media bisa berperan banyak untuk
belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru , teknologi dan media digunakan
untuk mendukung penyajian pengajaran. Di sisi lain, apabila pengajaran berpusat
pada siswa, para siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media.
1. Pemanfaatan
Teknologi dan Media oleh Guru
Penggunaan
teknologi dan media yang umum yaitu untuk dukungan tambahan selama pengajaran
yang berpusat pada guru. Misalnya, seorang guru mungkin menggunakan papan tulis
elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para siswa
memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan waktu. Guru mungkin juga
menggunakan diagram untuk menampilkan bagaimana arti dari sebuah kalimat berubah
ketika kartu kata-kata diubah susunannya. Tentu saja, bahan-bahan pengajaran
yang dirancang dengan baik bisa meningkatkan dan mendorong pembelajaran.
Tetapi, keefektifannya bergantung kepada perencanaan dan pemilihan sumber daya
yang tepat dan cermat.
1.1. Model
ASSURE
Model
ASSURE dikembangkan sebagai alat bantu perencanaan untuk membantu memastikan
bahwa teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimumnya,
tidak hanya sebagai benda pengganti untuk pesan cetakan atau lisan.Model ASSURE
menyediakan proses sistematik untuk menciptakan pengalaman belajar. Pemanfaatan
media yang efektif mengharuskan instruktur harus lebih siap sebelumnya,
memikirkan tujuan mereka, mengubah rutinitas ruang kelas setiap hari dan
mengevaluasi untuk menentukan dampak pengajaran pada kemampuan mental,
perasaan, nilai-nilai, keterampilan antarpersonal, dan keterampilan motorik.
1.2.
Pengajaran
Tematik
Banyak
guru sekarang menyusun pengajaran mereka berdasarkan topik atau tema yang dikenal sebagai
pengajaran tematik. Guru Sekolah Dasar secara khusus memadukan konten dan
keterampilan dari banyak bidang studi. Pada tingkat menengah, tim guru dari
berbagai mata pelajaran yang berbeda bekerja sama untuk menampilkan gabungan
isi pengajaran mereka. Unit-unit tersebut menyediakan lingkungan yang kaya atau
focus di mana pengajaran berlangsung. Sebuah tema yang bagus harus mampu
menarik dan mampu mempertahankan perhatian para siswa, menyediakan pengalaman
menyelesaikan masalah, mendukung kegiatan lintas-disiplin, dan berbagai teknologi
dan media. Mulailah pengajaran tematik dengan “ berbagi pengalaman dengan
meminta seluruh siswa membaca buku yang sama, menyaksikan video, ikut serta
dalam simulasi, mengunjungi museum atau menimak pembicara tamu. Selanjutnya,
arahkan para siswa ke “ berbagi keahlian “ yang melalui mereka bekerja sama
mengumpulkan data dan informasi, menganalisis temuan mereka, membuat
kesimpulan, menyiapkan laporan kelompok, dan berbagi hasil mereka dalam sebuah
presentasi termediasi.
2. Pemanfaatan
Teknologi dan Media oleh Siswa
Para
siswa bias memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian cara untuk
meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan yang berpusat pada siswa
memungkinkan para guru menggunakan waktu mereka untuk memeriksa dan memperbaiki
masalah siswa, berkonsultasi dengan para siswa secara individual dan mengajar
secara satu persatu dalam kelompok kecil. Dua pemanfaatan penting teknologi dan
media oleh para siswa yaitu portofolio dan pengajaran yang ditawarkan melalui
pendidikan jarak jauh.
2.1. Portofolio
Sebuah
portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang menggambarkan pertumbuhan dalam
sebuah periode waktu. Portofolio biasanya mencakup artefak yang merupakan
benda-benda dan bahan-bahan yang dibuat oleh para siswa seperti buku bergambar,
video, dan proyek multimedia komputer. Para siswa biasanya diminta untuk
menyertakan pemikiran tertulis mengenai karya mereka. Tujuan dari penilaian
portofolio yaitu untuk mengukur prestasi siswa berdasarkan kemampuan mereka
untuk menciptakan produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka dari segi
analisis, sintesis, dan evaluasi. Portofolio menyajikan gambaran luas mengenai
apa yang siswa ketahui dan dapat lakukan. Portofolio bisa menampilkan baik itu
proses maupun produk dari karya siswa, serta menampilkan pertumbuhan siswa.
Pemikiran siswa sebaiknya menjadi salah satu komponen penting dari portofolio.
Pemikiran mandiri secara aktif melibatkan para siswa dalam menilai pembelajaran
mereka sendiri dan aktif menggalakkan perenungan mengenai karya dan kemampuan
mereka.
2.2.Pendidikan
Jarak Jauh
Pendidikan
jarak jauh merupakan pendekatan yang berkembang pesat di bidang pengajaran di
seluruh dunia. Pendekatan ini telah meluas digunakan oleh organisasi bisnis,
industry dan medis. Lembaga pendidikan tinggi telah memanfaatkan pendidikan
jarak jauh untuk meraih lebih banyak siswa yang beraneka ragam dan secara
geografis terpisah-pisah yang memiliki akses terbatas ke pengajaran ruang kelas
tradisonal.
Karakter
pembeda dari pendidikan jarak jauh adalah tim pengajaran dan siswa selama
pembelajaran. Akibatnya, teknologi dan medialah yang harus menyampaikan
pengajaran. Pendidikan jarak jauh mungkin saja melibatkan beragam teknologi dan
media, termasuk video dan program komputer yang dikirimkan ke siswa perorangan.
Selain itu, radio, siaran televise, dan telekonferensi dimanfaatkan untuk
pendidikan jarak jauh “ secara langsung”. Telekonferensi memungkinkan
pengajaran interaktif saat itu juga di antara instruktur dan para siswa.
Konferensi
yang menggunakan computer memungkinkan “ percakapan “ di antara para siswa yang
berada di beberapa lokasi berbeda untuk saling bertukar pesan. Selain itu,
terdapat ruang ngobrol (chat), blog, papan diskusi, dan listserv untuk
mendukung pembelajaran jarak jauh. Jaringan computer dan pengajaran online
dapat digunakan untuk pendidikan jarak jauh.
Dari uraian dan pendapat para ahli diatas, dapatlah
disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:
1.
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan
dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.
Media pembelajaran dapat mengatasi indera, ruang,
dan waktu.
4.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya, misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau
kebun binatang.
BAB
II
MODEL
ASSURE
Seluruh
pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan cermat. Mengajar dengan
teknologi dan media pengajaran tentu saja tidak dikecualikan. Model prosedural yang disingkat ASSURE itu
dimaksudkan untuk memastikan pengajaran yang efektif.
Beberapa aspek dari pengajaran dan pembelajaran
telah konsisten bertahun- tahun, seperti tahap-tahap progresif atau “ kegiatan
instruksional “( Gagne, 1985 ). Penelitian telah menunjukkan bahwa mata
pelajaran yang dirancang baik yang diawali dengan timbulnya minat siswa dan
kemudian berlanjut pada penyajian material baru, melibatkan siswa dalam praktik
dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan kegiatan tindak
lanjut yang relevan. Model ASSURE menggabungkan semua kegiatan instruksional
itu.
A. Model Untuk
Membantu Belajar ASSURE
1.
Menganalisis
Pembelajar
Langkah
pertama dalam merencanakan mata pelajaran adalah mengidentifikasi dan
menganalisis karakteristik pemelajar
yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. Informasi ini akan memandu
pengambilan keputusan anda saat anda merancang mata pelajaran anda. Area- area
kunci yang harus dipertimbangkan selama analisis pemelajar meliputi : (1)
karakteristik umum, (2) kompetensi dasar spesifik (pengetahuan, kemampuan, dan
sikap tentang topik ), dan (3) gaya belajar.
1.1.Karakteristik Umum
Sebagai guru mata pelajaran
Matematika, saya mengajar di kelas XI
IPS2 dan XI IPS3 dengan karakteristik umum siswanya
seperti pada table berikut:
KELAS
|
JUMLAH SISWA
|
USIA
RATA-RATA
|
KEMAMPUAN AWAL RATA-RATA
|
KKM MAT
|
XI IPS2
|
36
|
16 s/d 18 Thn
|
50 – 80
|
70
|
XI IPS3
|
36
|
16 s/d 18 Thn
|
55 – 85
|
70
|
Dari table diatas, sebagian
siswa telah menunjukkan hasil belajarnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), sementara yang lainnya hasil belajarnya sudah diatas rata-rata
(sudah mencapai KKM). Para siswa berasal dari kalangan social ekonomi menegah
kebawah. Umumnya, para siswa berprilaku baik, tetapi mereka memperlihatkan kurangnya ketertarikan dan
kurangnya motivasi terhadap belajar matematika ketika aktivitas berorientasi pada buku teks dan
tugas dibangku kelas.
1.2.Kecakapan Umum
Para siswa pada umumnya
mampu melakukan:
-
Membuat dan menyimpan dokumen di komputer
-
Mengakses (berseluncur) di internet
-
Membuat dan menyimpan video digital
-
Merespon via komunikasi verbal dab tertulis yang berkisar dari tingkat
bawah hingga tingkat atas.
1.3.Gaya Belajar
Saya sudah menemukan bahwa para siswa sepertinya paling baik
belajar dari kegiatan-kegiatan yang menggabungkan penggunaan teknologi dan
media. Menggunakan komputer akan memberikan motivasi instrisik melalui
pembuatan karya personal dan refleksi pembelajaran dengan cermat. Para siswa
berbeda-beda ekspresi mereka, dimana sebagian mereka lebih menginginkan
menuangkan gagasan mereka dalam bentuk teks tertulis, sementara yang lainnya
menginginkan belajar dalam lingkungan yang tenang dan nyaman. Oleh karena itu
saya menyajikan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis komputer dengan
menggunakan LCD.
2.
Menyatakan
Standar dan Tujuan
Langkah
selanjutnya adalah menyatakan standard dan tujuan belajar se spesifik mungkin. Adalah penting
untuk memulai dengan kurikulum dan
teknologi. Tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas tujuan,
perilaku yang harus ditampilkan, kondisi yang perilaku atau kinerja akan
diamati, dan tingkat yang pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai siswa.
Untuk buku ini, kondisi tersebut akan meliputi pengguanaan teknologi dan media
untuk menilai pencapaian dari standar dan
tujuan belajar.
2.1. Standar
Untuk pembelajaran matematika kelas XI IPS
menggunakan standar kurikulum sebagai berikut :
Kurikulum : Menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Teknologi : Standar teknologi pendidikan nasional yang berbasis komputer, yaitu
menggunakan media berbasis komputer penggunaannya untuk meningkatkan motivasi
belajar, aktivitas belajar, dan hasil belajar.
2.2. Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah
5. Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
3.
Memilih
Strategi, Teknologi, Media, dan Materi
Begitu
anda telah menganalisis para pemelajar anda dan menyatakan standar dan tujuan belajar, anda telah
membuat titik permulaan
(pengetahuan, kemampuan, dan sikap terkini para siswa) dan titik akhir
(tujuan belajar) dari pengajaran. Tugas anda sekarang adalah membangun jembatan
diantara dua titik tersebut dengan memilih strategi pengajaran, teknologi, dan
model yang sesuai, kemudian memutuskan materi untuk menerapkan pilihan-pilihan
tersebut.
3.1.
Memilih strategi
Dalam memilih trategi pembelajaran ada yang berpusat
pada guru dan ada yang berpusat pada siswa. Strategi yang berpusat pada guru
digunakan untuk meninjau tujuan
keseluruhan dalam menggunakan sebuah pembelajaran berbasis komputer dan
memperkenalkan panduan bagi siswa untuk menyelesaikan refleksi akhir
mereka. Strategi yang berpusat pada
siswa yang melibatkan para siswa yang membuat refleksi tertulis atau pada video
mengenai apa yang telah mereka pelajari dalam pembelajaran matematika. Untuk
menangani motivasi siswa dengan
menampilkan contoh-contoh animasi
pembelajaran yang berbentuk power point untuk mendapatkan perhatian siswa. Untuk memperoleh relevansi, para siswa mengingat kembali perkembangan hasil belajar
dan prestasi personal mereka dalam
setahun terakhir dan menetapkan tujuan untuk tahun selanjutnya. Kepercayaan diri mereka diperkuat
karena mereka melihat bahwa mata
pelajaran ini mempunyai aplikasi pada mata pelajaran lainnya, dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2.
Memilih Teknologi dan Media
Dalam memilih teknologi dan media yaitu media
pembelajaran berbasis komputer menggunakan panduan-panduan untuk menilai
kesesuaian pemilihan teknologi dan media:
•
Penyelarasan dengan standar, hasil, dan
tujuan – peranti lunak menyedikan alat-alat yang diperlukan bagi siswa untuk memenuhi
tujuan belajar.
• Bahasa yang sesuai umur kelas siswa kelas XI IPS.
• Tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa dalam
media itu sendiri.
• Kualitas
teknis dan aplikasinya.
• Panduan dan
arahan pengguna.
3.3.
Memilih Materi
Materi untuk mata pelajaran ini meliputi lembar tugas
siswa yang dibuat guru yang menjelaskan rincian materi yang spesifik, latihan
soal-soal dan tugas, dan membuat rangkuman dan refleksi di akhir pembelajaran.
4.
Menggunakan
Teknologi, Materi dan Material
Tahap
ini melibatkan perencanaan peran anda sebagai guru untuk menggunakan teknologi, media, dan material
untuk membantu para siswa mencapai tujuan belajar. Untuk melakukan nya,ikuti
proses “5P”: mengulas (prepiew) teknologi, media, dan material; menyiapkan (prepare) teknologi, media, dan material; menyiapkan (prepare) lingkungan; menyiapkan (prepare)
para pembelajar; dan memberikan (propide)
pengalaman belajar.
4.1.
Mempersiapkan Para Pemelajar
Dalam pembelajaran matematika untuk menyiapkan para
pemelajar meliputi:
1.
Memberi salam dan mengingatkan kesiapan siswa untuk
memulai pembelajaran.
2.
Mengabsen siswa diawal pembelajaran
3.
Melihat kelengkapan alat-alat yang dibutuhkan untuk
pembelajaran
4.
Memberikan lembaran kerja siswa yang dibuat oleh guru
5.
Mengatur tempat duduk siswa yang bervariasi.
5.
Mengharuskan
Partisipasi
Pembelajar
Agar efektif, pengajaran sebaiknya mengharuskan
keterlibatan aktif mental para
pembelajar.sebaiknya terdapat aktivitas
yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan atau kemampuan baru
dalam menerima umpan balik mengenai kesesuaian usaha mereka sebelum secara
formal dinilai.praktik mungkin melibatkan periksa mandiri para siswa,pengajaran
dibantu komputer,kegiatan internet,atau kerja kelompok.guru,komputer,para siswa
lainnya,atau evaluasi mandiri mungkin memberikan umpan balik
Dalam pembelajaran
matematika, Para siswa secara individu memperhatikan pembelajaran berlangsung,
dan memperhatikan tayangan pembelajaran melalui media LCD dan siswa bertanya jika ada yang kurang
dimengerti, kemudian sebagai umpan balik siswa mengerjakan tugas
dalam LKS yang dibuat guru, dan dikerjakan secara berkelompok, dan salah satu
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi tugas tersebut, sedangkan
kelompok lain merespon dan menanggapi presentasi tersebut.
Selanjutnya jika diskusi
mengalami jalan buntu maka guru sebagai fasilitator dapat mengulang tayangan
pembelajaran tersebut dan mengarahkan jalannya diskusi. Sewaktu diskusi
berjalan guru mengamati jalannya diskusi dan mencatat hasil pengamatan sebagai
refleksi dan evaluasi pembelajaran.
6.
Mengevaluasi
dan Merevisi
Setelah melaksanakan sebuah mata
pelajaran,adalah penting untuk mengevaluasi dampaknya pada pembelajaran
siswa.penilaian ini sebaiknya tidak hanya memeriksa tingkat dimana para siswa
telah mencapai tujuan belajar,tetapi juga memeriksa keseluruh proses pengajaran
dan dampak penggunaan teknologi dan media.sekiranya terdapat ketidakcocockan
antara tujuan belajar dan hasil-hasil siswa,anda sebaiknya merevisi rencana
mata pelajaran untuk membahas area-area pertimbangan tersebut.
6.1.
Penilaian pencapaian pembelajar
Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran matematika meliputi
nilai Kognitif dan Afektif. Penilaian
kognitif terdiri dari penilaian terhadap hasil kerja siswa yaitu:
- Penilaian Harian yang mencakup: nilai mengumpulkan tugas, PR, dan Ulangan Harian yang dilakukan setiap selesai beberapa Kompetensi Dasar (KD) dengan mengambil nilai rata-rata tersebut disingkat dengan( NHT)
- Nilai Ujian Tengah semester yang dilakukan setiap tengah semester (UTS)
- Nilai Ujian Semester yang dilakukan akhir semester (NUS)
Ketiga nilai diatas
dihitung untuk penilaian pencapaian
hasil belajar yang dituangkan dalam
Nilai Raport( NR)dengan menggunakan rumus:
N R = (2 NHT
+ UTS + 2 NUS) : 5
Penilaian afektif yaitu penilaian
terhadap prilaku dan sikap siswa terhadap pembelajaran berlangsung yang
dilakukan guru terhadap siswa dengan
indikator pengamatannya adalah :
- Tidak terlambat mengikuti pembejaran
- Membawa kelengkapan alat pembelajaran
- Membuat catatan rangkuman pembelajaran
- Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
- Dapat bekerja sama dengan teman dan antar kelompok
- Aktif dalam merespon pembelajaran
- Santun dalam komunikasi
- Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Keterangan
:
Rentang Skor
|
: 1 – 3
|
|
Predikat
|
||
Tinggi
|
:76 - 100
|
A
|
sedang
|
: 60 - 75
|
B-C
|
Rendah
|
: < 59
|
D
|
NILAI
= (
Skor diperoleh : Skor maximum ) x
100
6.2.
Revisi
Untuk mengevaluasi
keseluruhan dari pencapaian pembelajaran, strategi, teknologi dan media dapat dilihat dengan membandingkan respon siswa,
pencapaian nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dan penilaian
rata-rata keseluruhan dengan pengamatan yang sudah kita lakukan selam
pembelajaran berlangsung dikelas. Jika ada yang perlu di perbaikai dan direvis misalnya: strategi,
teknologi, media, dan materi-materi
evaluasi, maka guru melakukan perbaikan dan revisi tersebut.
BAB III
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Kerinci
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Program : XII (Dua belas) / IPA
Semester : 1 (dua)
Alokasi Waktu :6 x 45 menit (3 pertemuan).
A.
Standar Kompetensi
Menggunakan
konsep integral dalam pemecahan masalah
B.
Kompetensi Dasar
Menggunakan integral untuk menghitung
luas daerah di bawah kurva dan volum benda putar
C.
Indikator
1. Menentukan luas
daerah di bawah kurva
2. Menentukan luas
daerah di antara dua kurva
3. Menentukan volume
benda yang diperoleh dari pemutaran
daerah di bawah kurva terhadap sumbu x
4. Menentukan volume
benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu x
5. Menentukan volume
benda yang diperoleh dari pemutaran
daerah di bawah kurva terhadap sumbu y
6. Menentukan volume
benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu y
D.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan
presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan luas daerah di bawah
kurva
2. Melalui kegiatan
presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan luas daerah di antara
dua kurva
3. Melalui kegiatan
presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah
kurva terhadap sumbu x
4. Melalui kegiatan
presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda yang
diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu x
5. Melalui kegiatan
presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda yang diperoleh dari pemutaran daerah di bawah
kurva terhadap sumbu y
6. Melalui kegiatan
presentasi, tanya jawab, dan drill siswa dapat menentukan volume benda yang
diperoleh dari pemutaran daerah di antara dua kurva terhadap sumbu y
E.
Materi Ajar
·
Luas daerah di bawah kurva dan sumbu x
·
Luas daerah di antara dua kurva
·
Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah
di bawah kurva terhadap sumbu x
·
Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah
di antara dua kurva terhadap sumbu x
·
Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah
di bawah kurva terhadap sumbu y
·
Volume benda putar yang diperoleh dari pemutaran daerah
di antara dua kurva terhadap sumbu y
F.
Metode Pembelajaran
·
Presentasi
·
Tanya jawab
·
Drill
G.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
(2 X 45 menit)
TAHAPAN
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Kegiatan Awal
|
a. Membuka Pelajaran
·
Memberi salam
·
Berdoa bersama
·
Memeriksa
kehadiran siswa
b. Apersepsi
·
Teknik
pengintegralan aljabar, trigonometri, substitusi, parsial, dan integral
tertentu
c. Motivasi
·
Pada ilmu
terapan lanjutan, sangat diperlukan kemampuan menghitung luas dan volum
dengan memanfaatkan integral.
|
15 menit
|
Kegiatan Inti
|
·
Siswa mendapat
penjelasan teorema fundamental kalkulus melalui presentasi dan tanya jawab
·
Siswa mendapat
penjelasan luas daerah antara kuva dan sumbu x melalui presentasi dan tanya
jawab
·
Siswa mendapat
penjelasan luas daerah antara kuva dan sumbu y melalui presentasi dan tanya
jawab
·
Siswa mencoba
soal latihan yang ada di media presentasi tentang luas daerah antara kurva
dan sumbu x atau y.
·
Siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·
Siswa dan guru
mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.
|
65 menit
|
Penutup
|
·
Siswa merangkum
penjelasan yang diperolehnya
·
Guru memberikan
tugas mandiri terstruktur
·
Guru mengakhiri
pelajaran
|
10 menit
|
2. Pertemuan Kedua
(2 x 45 menit)
TAHAPAN
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Kegiatan Awal
|
a. Membuka Pelajaran
·
Memberi salam
·
Berdoa bersama
·
Memeriksa kehadiran
siswa
b. Apersepsi
·
Menghitung luas
daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu x
c. Motivasi
·
Perhitungan
luas daerah di antara dua kurva memerlukan dasar kuat dari kempuan hitung
luas daerah di bawah kurva dan sumbu x atau y
|
15 menit
|
Kegiatan Inti
|
·
Siswa mendapat
penjelasan tentang cara menentukan luas daerah yang dibatasi dua kurva
melalui presentasi dan tanya jawab
·
Siswa mencoba
soal latihan yang ada di media presentasi tentang luas daerah antara dua
kurva
·
Siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·
Siswa dan guru
mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.
·
Siswa mendapat
penjelasan tentang cara menentukan volume benda putar yang diperoleh dari
pemutara daerah yang dibatasi kurva dan sumbu mengelilingi sumbu x melalui
presentasi dan tanya jawab
·
Siswa mencoba
soal latihan yang ada di media presentasi tentang volume benda putar terhadap
sumbu x
·
Siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·
Siswa dan guru
mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.
|
65 menit
|
Penutup
|
·
Siswa merangkum
penjelasan yang diperolehnya
·
Guru memberikan
tugas mandiri terstruktur
·
Guru mengakhiri
pelajaran
|
10 menit
|
3. Pertemuan Ketiga
(2 x 45 menit)
TAHAPAN
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Kegiatan Awal
|
a. Membuka Pelajaran
·
Memberi salam
·
Berdoa bersama
·
Memeriksa
kehadiran siswa
b. Apersepsi
·
Menghitung volume
benda putar yang diperoleh dari pemutara daerah yang dibatasi kurva dan sumbu
mengelilingi sumbu x
c. Motivasi
·
Perhitungan
volume benda putar daerah di antara kurva dan sumbu merupakan dasar untuk
menghitung volume benda putar daerah di antara dua kurva
|
10
Menit
|
Kegiatan Inti
|
·
Siswa mendapat
penjelasan tentang konsep volume benda putar daerah yang dibatasi oleh dua
kurva terhadap sumbu X melalui presentasi dan tanya jawab
·
Siswa mendapat
penjelasan tentang konsep volume benda putar daerah yang dibatasi oleh kurva
dan sumbu terhadap sumbu Y melalui presentasi dan tanya jawab
·
Siswa mendapat
penjelasan tentang konsep volume benda putar daerah yang dibatasi oleh dua
kurva terhadap sumbu Y melalui presentasi dan tanya jawab
·
Siswa mencoba
soal latihan yang ada di media presentasi tentang volume benda putar t
·
Siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku.
·
Siswa dan guru
mengadakan konfirmasi jawaban soal latihan.
|
40
menit
|
Penutup
|
·
Siswa merangkum
penjelasan yang diperolehnya
·
Siswa
mengerjakan Uji Kompetensi (30 menit)
·
Guru mengakhiri
pelajaran
|
40 menit
|
H.
Alat dan Sumber Belajar
1. Sumber
·
Media
Pembelajaran berbasis TIK ”Luas dan Volume Benda Putar”
·
Buku Marthen Kanginan. Matematika.
Grafindo. Jakarta. 2005.
2. Alat
·
LCD
·
Laptop
I.
Penilaian
1. Teknik
·
Tes Tertulis
(Kognitif)
·
Tes
Pengamatan (Afektif)
2. Bentuk Instrumen
·
Pilihan Jamak
(Kognitif)
·
Isian skala
Sikap (Afektif)
3. Instrumen
1.
Luas daerah yang dibatasi oleh kurva , sumbu Y, sumbu X , dan garis x = 3
adalah ….
A.
25 satuan luas
B.
6 satuan luas
C.
24 satuan luas
D.
4 satuan luas
E.
7 satuan luas
2.
Luas daerah yang dibatasi kurva , dan sumbu X
pada 0 x 3 adalah ….
A.
1 satuan luas
B.
satuan luas
C.
satuan luas
D.
3 satuan luas
E.
4 satuan luas
3.
Luas daerah yang dibatasi parabola y = 8 – x2
dan garis y = 2x adalah ….
A.
36 satuan luas
B.
41 satuan luas
C.
41 satuan luas
D.
46 satuan luas
E.
46 satuan luas
4.
Luas daerah pada kuadran I yang dibatasi oleh kurva y = x2,
sumbu y, dan garis
x + y = 12 adalah …
x + y = 12 adalah …
A.
57,5 satuan luas
B.
51,5 satuan luas
C.
49,5 satuan luas
D.
25,5 satuan luas
E.
22,5 satuan luas
5.
Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = x2 – 9x + 15 dan y = –x2 + 7x – 15 adalah ….
A. 2 satuan luas
B. 2 satuan luas
C. 3 satuan luas
D. 3 satuan luas
E. 4 satuan luas
6.
Volum benda putar yang terjadi jika daerah
yang dibatasi oleh kurva
y = 3x – 2 , garis x = 1 , dan garis x = 3 diputar mengelilingi sumbu x adalah ….. (satuan volum ).
y = 3x – 2 , garis x = 1 , dan garis x = 3 diputar mengelilingi sumbu x adalah ….. (satuan volum ).
A.
34 p
B.
38 p
C.
46 p
D.
50 p
E.
52 p
7.
Volume benda putar yang terjadi jika daerah
yang dibatasi kurva dan
x + y + 2 = 0 diputar mengelilingi sumbu X sebesar 360° adalah ….
x + y + 2 = 0 diputar mengelilingi sumbu X sebesar 360° adalah ….
A.
satuan volume
B.
14 satuan volume
C.
15 satuan volume
D.
17 satuan volume
E.
18 satuan volume
8.
Volume benda putar yang terjadi bila daerah yang dibatasi
oleh kurva
y = x2 – 1 dan sumbu x dari x = 1, x = –1, diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360o adalah ….
y = x2 – 1 dan sumbu x dari x = 1, x = –1, diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360o adalah ….
A.
satuan
volume
B.
satuan
volume
C. satuan
volume
D.
satuan
volume
E.
satuan
volume
9. Gambar di bawah merupakan kurva dengan
persamaan. Jika daerah yang diarsir diputar mengelilingi sumbu X, maka volum benda putar yang terjadi
sama dengan ….
A.
6 satuan volum
B.
8 satuan volum
C.
9 satuan volum
D.
10 satuan volum
E.
12 satuan volum
10. Volum
benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh parabola
dan diputar 3600mengelilingi sumbu y adalah ...
dan diputar 3600mengelilingi sumbu y adalah ...
A. satuan volum
B.
3 satuan volum
C.
4 satun volum
D.
5 satuan volum
E.
9 satuan volum
4. Kunci Jawaban
1.
E 6. B
2.
C 7. B
3.
A 8. C
4.
E 9. B
5.
A 10.
C
5. Pedoman Penilaian
·
Nilai = Benar
x 10
6. Tindak Lanjut
·
Remedial Ulangan, bila ketuntasan kelas lebih dari 75%
·
Remedial
Pembelajaran, bila ketuntasan kelas kurang dari 75%
·
Pengayaan untuk
siswa yang telah tuntas
Mengetahui, Kerinci , Mei 2012
Kepala SMAN 4
Kerinci Guru Mata
Pelajaran Matematika
EDIZAMI, S.Pd ENDRAWITA,
S.Pd
NIP.19540206197703 1 003 NIP.19720921199703 2 007
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hamzah B. Uno. 2007. Model
Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif Jakarta: Bumi Aksara.
Marthen Kanginan. 2005. Matematika SMA Kelas XII
IPA. Jakarta. Grafindo.
Ratna Wilis Dahar. 1988. Teori
–Teori Belajar Jakarta: Erlangga.
Smaldino,
Sharon.E, dkk. 2011. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
DOSEN :
Dr. INDRATI KUSUMANINGRUM, M.Pd
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Mata Kuliah
Media Pembelajaran
MERANCANG MEDIA PEMBELAJARan
Oleh:
ENDRAWITA
NIM 1104002
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
DAFTAR
ISI
|
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB
I TEORI PEMBELAJARAN DAN MEDIA
A.
Teori – Teori Belajar............................................................... 1
1. Jenis –
Jenis Belajar ............................................................2
2. Psikologi
Mengenai Belajar..................................................4
B.
Teori Media
............................................................................13
1.
Media
................................................................................13
2.
Manfaat Media Pembelajaran
.......................................... 15
3.
Format Media
....................................................................17
4.
Teknologi dan Media dalam Belajar
....................................19
BAB
II MODEL ASSURE
A.Model Untuk Membantu Belajar ASSURE...................................25
1.
Menganalisis Pembelajar ................................................... 25
2.
Menyatakan Standar dan Tujuan ....................................... 27
3.
Memilih
Strategi, Teknologi, Media, dan Materi………......29
4. Menggunakan
Teknologi, Materi dan Material.................... 31
5. Mengharuskan
Partisipasi Pembelajar ………………….....31
6. Mengevaluasi
dan Merevisi …………………………….....32
BAB III RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) …………………...35
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………...46
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan Makalah dengan Judul : “Merancang Media Pembelajaran”
Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir
semester dan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam Mata Kuliah Media Pembelajaran Program Studi Pasca
Sarjana (S2) Jurusan Teknologi Pendidikan (TP) Universitas Negeri Padang.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr . Jasrial, M.Pd, Ketua
Program Studi Pasca Sarjana (S2) Jurusan Teknologi Pendidikan.
2. Ibu Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd Dosen
pembimbing mata kuliah Media Pembelajaran.
3. Rekan- rekan Mahasiswa Program Pasca Sarjana
(S2) Jurusan Teknologi Pendidikan (TP) yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini.
Akhirnya, kehadirat Allah SWT jualah tempat penulis memohon, semoga segala
bantuan yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat balasan yang berlipat ganda
dariNya.. Amin Ya Rabbal Alamin.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar