BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Tugas
dan tanggung jawab guru adalah
mengantarkan peserta didik pada tujuan pembelajaran. Dalam mencapai
tujuan pembelajaran, selain guru dituntut dapat berfungsi sebagai pengajar,
pendidik dan pelatih, juga dituntut sebagai mitivator, fasilitator,
dinamisator, learning recurce, mangger, leader dan climate marker (depdiknas,
2003). Oleh sebab itu dibutuhkanlah guru
yang profesional yakni guru yang
memiliki kemampuan khusus dalam arti terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki
pengalaman yang kaya dibidangnya ( Agus F Tomyong dalam User 2002 : 15).
Dalam
pembelajaran selalu ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai dibawah standar
minimum atau rendah, meskipun para guru telah berusaha menggunakan berbagai
metode atau pendekatan yang terbaik bagi siswanya dalam pembelajaran, namun
hasilnya belum mampu untuk seluruh siswa berhasil dengan baik dalam mencapai
hasil belajar yang diharapkan, oleh sebab itu guru harus terus berusaha dan
menyadari bahwa terdapat perbedaan diantara siswa dalam memperoleh hasil
belajar
Hasil
yang rendah biasa ditemukan lebih banyak dibidang eksakta seperti matematika. Hal ini
disebabkan karena para siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang
sulit dari berbagai pelajaran lain yang diajarkan disekolah (Abdurrahman, 2003
: 252).
Lebih
lanjut Bernkomt dan Skemp dalam (Maryunis,2003) menyatakan “kesulitan dalam belajar matematika terutama
disebabkan karena matematika merupakan bidang studi yang hirarkis dengan
pengertian bahwa kemampuan untuk memahami suatu bahasan menuntut penguasaan
satuan-satuan bahasan sebelumnya”.
1
|
Sementara
itu, guru merupakan faktor yang mempengaruhi dan bertanggung jawab atas berhasil tidaknya
pembelajaran. Karena itu perlu dicari solusi pemecahan masalah, agar
pembelajaran matematika menjadi efektif dan menyenangkan. Antara lain guru
harus mengoptimalkan hasil hasil belajar siswa dengan mengembangkan persiapan
pembelajaran yang matang, perencanaan media yang atraktif, dan pemilihan model
yang sesuai dengan pola dan alur materi pembelajaran.
Keberadaan
guru dewasa ini seharusnya lebih didominasi oleh aktivitas guru sebagai
fasilitator dan motivator mengingat masih banyaknya siswa yang kurang mampu
dalam menyelesaikan soal-soal matematika, maka agar terciptanya suasana
kerjasama dimana siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang pandai
sehingga dapat membuat aktivitas siswa.
Strategi
pembelajaran merupakan faktor eksternal yang harus diperhatikan dalam proses
pembelajaran karena ikut menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran
yang inovatif relevan dengan keterlibatan dan peran aktif peserta didik dalam
pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dan keterkaitannya dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
pembelajaran tersebut adalah pembelajaran kooperatif yang menekankan agar
peserta didik sendiri yang akan membangun pengetahuannya, sedangkan guru
merancang kegiatan pembelajaran bagi peserta didik untuk meningkatkan atau
mengubah pengetahuan awalnya yang berkaitan dengan aktivitas hidup sehari-hari,
dimana peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran
kooperatif yang selama ini dilakukan guru kurang terkontrol dalam
pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi membosankan dan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai, sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa dan pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Faktor
internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah gaya
belajar. Gaya belajar adalah sifat psikologis yang berpengaruh bagaimana siswa
menerima dan merespon berbagai stimulus seperti kecerdasan berganda,
kecendrungan persepsi dan kekuatan, kebiasaan memperoleh informasi, motivasi
dan faktor psikologis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Smaldina dkk (2008):
Setiap siswa
memiliki perbedaan kekuatan dan kecendrungan
dalamcara mereka
memperoleh dan memproses informasi,
hal inilah yang
di katakan mereka memiliki perbedaan gaya belajar.
Ada
siswa cenderung belajar dengan informasi konkrit (fakta dan penelitian) atau
sebaliknya menyukai dengan yang bersifat abstrak (teori, informasi simbolik,
model matematis). Ada juga siswa yang mudah menyerap informasi dengan
mendengarkan variasi vokal (audio) dan mengulang-ulang informasi yang
diperolehnya dengan keras, dan sebaliknya ada siswa yang mudah memperoleh
melalui penjelasan melalui gerakan (kinestetik). Oleh karena itu pemahaman guru
terhadap gaya belajar siswa sangat penting untuk menentukan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
Terkait
dengan hal diatas, permasalahan yang sering terjadi dikelas adalah ketidaksesuaian
antara strategi pembelajaran yang digunakan guru dengan gaya belajar siswa.
Ketidaksesuaian ini akan berdampak pada rata-rata hasil belajar siswa yang merasa
tidak nyaman, cenderung bosan, dan kurang perhatian dikelas.
Tabel 1.
Rata-rata nilai hasil belajar dan persentase ketuntasan siswa
Kelas XI IPS SMAN 4 Kerinci.
NO
|
KELAS
|
RATA-RATA
|
PERSENTASE
|
1
|
XI IPS 1
|
65,75
|
75 %
|
2
|
XI IPS 2
|
68,75
|
80
%
|
3
|
XI IPS 3
|
69,00
|
75
%
|
Guru dapat memenuhi berbagai jenis
strategi pembelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Salah satu upaya untuk mengembangkan nstrategi pembelajaran dapat mengakomodasi
berbagai gaya belajar siswa adalah
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Dengan demikian penggunaan model pembelajaran TPS dapat memberikan pelayanan
terhadap keberagaman gaya belajar yang dimiliki siswa dikelas. Model TPS ini
pertama kali dikembangkan oleh Profesor Frank Lyman pada tahun 1981. Teknik ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sendiri dan secara bersama-sama dengan orang lain dan merupakan
pondasi untuk membangun kerja sama didalam kelas.
TPS adalah salah satu model pengajaran
yang dapat digunakan secara efektif
untuk mengarahkan siswa dalam mempelajari sebuah materi dengan tema tertentu.
Model ini dilaksanakan melalui tiga
tahap yaitu berfikir secara individu,
berdiskusi dengan pasangan dan berbagi dengan teman.
Berdasarkan informasi yang diperoleh
dilapangan yang ditemui dikelas XI IPS diantaranya
:
a.
Guru cendrung kurang memahami gaya belajar siswa
b.
Model pembelajaran yang digunakan masih konvensional
c.
Masih banyak siswa yang kurang prihatin dengan lingkungan
belajar
d.
Masih adanya siswa yang cendrung mengalami kejenuhan dan
merasa tidak nyaman dalam belajar.
Belum
tercapainya hasil belajar sesuai yang diharapkan diatas diduga karena banyaknya
faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Disinilah perlunya perencanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang
mempelajari keragaman gaya belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka akan melakukan penelitian mengenai : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dan Gaya Belajar Terhadap hasil
belajar Matematika Siswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 4 Kerinci Tahun
Pelajaran 2011/2012.
B. Identifikasi
Masalah
Adapun
permasalahan pembelajaran matematika peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci sebagai berikut :
1. Ketidak
sesuaian antara strategi pembelajaran yang digunakan guru dengan gaya belajar
siswa, ketidak sesuaian ini akan berdampak pada siswa yang merasa tidak nyaman,
cendrung bosan dan kurang perhatian dikelas.
2. Rendahnya
hasil belajar siswa yang dibuktikan dari rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah KKM.
3. Sebagian
guru yang mengajar matematika kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk
terlibat dan berpartisipasi aktif dan mengembangkan ketrampilan, pengetahuan,
pengalaman dan kreatifitas matematika yang dimiliki siswa.
4. Kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga proses belajar menjadi kurang
mendukung pengembangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta didik.
5. Pembelajaran
kooperatif yang digunakan selama ini tidak bervariasi.
6. Kurangnya
perhatian guru terhadap gaya belajar siswa
C. Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas terlihat banyak faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa, baik yang bersumber dari diri siswa maupun faktor yang bersumber
dari lingkungan. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar
maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor model pembelajaran kooperatif
tipe TPS. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah gaya belajar siswa
dalam pembelajaran yaitu gaya belajar auditorial dan kinestetik